Arsitek Yori Antar mengatakan desain rumah atau hunian ke depan harus mampu memberi perlindungan kesehatan kepada penghuni dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.

"Di tengah pandemi desain bangunan menjadi hal paling penting dan menjadi perhatian masyarakat," kata Yori dalam bincang-bincang yang digelar Majalah Asinesia dan Vinoti living bertajuk "Desain Kita Mau Dibawa Kemana” seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima, Senin.

Baca juga: DPRD Lebak ingatkan warga patuhi prokes antisipasi lonjakan COVID-19

Yori berharap arsitek bisa memberi perhatian pada setiap desain hunian baru terutama pada era setelah pandemi.

"Jangan malu untuk dikritik, karena dari kritik kita akan dapat informasi," ucapnya.

Dalam pertemuan ini Yori mengungkapkan tentang  misinya, agar kekayaan arsitektur nusantara tetap terjaga kelestarian dan keberlanjutannya dan dari segi pembelajaran masuk ke dalam kurikulum pendidikan arsitektur diberbagai perguruan tinggi sambil membangun mindset baru.

"Diawali dengan mengubah mindset (pola pikir) generasi muda arsitektur dengan membidik ranah pendidikan. Ketika mindset berubah, maka kita akan menemukan betapa Indonesia sangat menarik," tutur Yori.

Yori menambahkan, arsitektur tradisional kita sebenarnya adalah arsitektur masa depan.

"Masalahnya adalah bagaimana tradisi tersebut bisa kita selamatkan, kita lestarikan, dan lalu tradisi itu kita bawa ke masa kini dan setelahnya ke masa depan. Jika kita berhasil membawa tradisi ini ke masa depan, artinya tradisi tersebut  nantinya akan diikuti oleh orang lain," ucapnya.

"Indonesia sangat berharga baik dari segi sosial, budaya dan lingkungan. Mari menginspirasi dunia dengan menyatukan modern dan tradisi tersebut," kata Yori Antar.

Yori Antar dikenal karya-karyanya dalam melestarikan warisan arsitektur lokal, mendokumentasikan, juga membangun kembali arsitektur nusantara yang berupa rumah-rumah adat yang terancam punah diantaranya desa Wae Rebo di Flores. Selain itu juga melestarikan hampir 15 desa adat, di antaranya ada desa adat Batak, Minang, Papua, Sumba, Kalimantan, dan Sulawesi
 
Bincang-bincang arsitektur ini dipandu oleh Heru Wicaksono bertempat di Vinoti Living  Head Office di Jalan Raya Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, dihadiri peserta berasal dari Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Dalam sambutannya President Director sekaligus pemilik Vinoti Living, Halistya Pramana mengatakan bincang-bincang ini untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan para arsitek dan desain baik desain interior maupun desain produk, kontraktor serta pengusaha dibidang desain interior.

Halistya juga menambahkan, "Pertemuan ini untuk berkolaborasi antara kita semua dan menjadi sangat penting, karena dengan kolaborasi, kita akan lebih kuat dan menghasilkan karya yang lebih besar."

Diana Nazir, pendiri dari sebuah kantor konsultan interior  bernama PT. Artura Insanindo, dalam pertemuan ini membeberkan,” Dua tahun  membuat produk lebih cepat terpengaruh oleh pandemi. Tetapi di masa pandemi ini kita harus tetap mengamati desain di dunia untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangannya. Selain itu, kita juga harus melihat dan mempelajari proyek mana yang diterima oleh masyarakat dengan melakukan tren dengan pilihan produk handmade, material yang lebih alami, ringan dan konsen terhadap teknologi."

Menurut dia, "Indonesia yang luar biasa ini sangat kaya dan kita harus mengambil ide benar-benar dari Indonesia. Produk lokal dengan budaya tradisional harus dikedepankan. Karena budaya kita sangat diapresiasi oleh orang luar. Dengan demikian keluarlah dengan desain karakter Indonesia," tutup Diana.
 

Pewarta: Sambas

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022