Serang (AntaraBanten) - Wakil Gubernur Banten Rano Karno mengakui Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Banten masih rendah, karena masih ada beberapa indikator yang belum tercapai diantaranya pendidikan dan kesehatan.

"Kita tidak bisa menutup mata, memang kondisinya seperti ini, artinya kita harus mulai dari sekarang, langkahnya berkordinasi dengan kabupaten/kota untuk meningkatkan IPM dan mencapai tagret MDGs," kata Rano Karno di Serang, Rabu.   

Ia mengatakan, selain masalah kesehatan lingkungan yang perlu terus ditingkatkan, kematian bayi dan ibu melahirkan juga masih tinggi. Selain itu kasus gizi buruk di Banten juga masih tinggi akibat kekurangan pangan, terutama di Kota Serang.

"Kota Serang termasuk salah satu daerah yang belum berhasil dalam penanganan gizi buruk," kata Rano.

Oleh karena itu, kata dia, Dinas Kesehatan Provinsi Banten harus turun ke lapangan berkordinasi dengan kabupaten/kota, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Masyarakat juga tentu harus proaktif dalam mengatasi masalah kesehatan ini," kata Rano.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Mohammad Yanuar mengatakan, kegiatan bhakti sosial Dinas Kesehatan Provinsi merupakan salah satu bentuk upaya Provinsi Banten untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang marginal serta terkena musibah.

Selain itu sebagai wujud kepedulian sosial pegawai Pemprov Banten terhadap situasi dan kondisi masyarakat yang terkena musibah.

Sebab, kata dia, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Banten saat ini masih rendah yakni urutan ke 23 secara nasional. Diantara penyumbang rendahnya IPM di Banten adalah, angka harapan hidup yang masih rendah, angka melek hurup rata-rata masih 8,1 tahun ,tingginya kematian ibu dan bayi di Banten penyumbang nomor urut ke lima.

"Saat ini angka kematian ibu melahirkan sekitar 359 orang per 100 ribu orang. Sedangkan taget MDGs Tahun 2015 harus mencapai 102 per 100 ribu orang," kata Yanuar.

Ia mengatakan, kedepan Pemprov Banten berupaya untuk meningkatkan IPM, dengan berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta meningkatkan tingkat pendidikan.

Bhakti sosial yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Banten di lokasi tersebut dalam bentuk pengobatan gratis bagi sekitar 500 warga, khitanan masal, donor darah, pemeriksaan gula darah, kolesterol, foging, bantuan makanan pendamping asi serta serta pemberian 500 paket kebutuhan pokok.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014