Di Dusun Kamar Kajang, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, puluhan rumah warga terendam material yang dibawa banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi di wilayah setempat.

Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, hujan deras terjadi pada Rabu (7/12) dan Kamis (8/12) malam, masing-masing selama sekitar satu jam.

Baca juga: Korban meninggal erupsi Gunung Semeru menjadi 43 orang

Kawasan Kamar Kajang merupakan daerah terdampak susulan akibat awan panas guguran Gunung Semeru setelah beberapa dusun lain terendam pasir bercampur batu terlebih dahulu, seperti Kampung Renteng dan Curah Koboan.

Tampak jalanan aspal selebar empat meter tertutupi abu bercampur lumpur, dan air mengalir tetap terlihat di beberapa titik.

Sementara itu, puluhan warga setempat berdatangan melihat kondisi rumahnya yang terendam.

Petugas dan relawan juga melakukan upaya pembersihan jalan menggunakan alat berat agar dapat dilalui, khususnya untuk kelancaran proses evakuasi warga.

Sejumlah warga mengaku kaget setelah tahu rumahnya sudah tinggal atap dan sebagian tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

"Saya sejak peristiwa Sabtu (4/12) lalu, sudah bersama keluarga mengungsi karena rumah terdampak. Tapi ternyata sekarang rumah sudah tenggelam oleh pasir," ujar Yudi, warga Kamar Kajang.

Sambil menunjukkan rumahnya, pria 49 tahun tersebut tidak menyangka mengalami nasib serupa dengan warga di beberapa lokasi lain yang rumahnya terendam material bercampur pasir.
 
Ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah terkait tempat tinggal, termasuk upaya relokasi ke lokasi lain.

"Saya sebenarnya masih ingin tinggal di daerah ini. Tapi saya juga ikut kesepakatan warga di sini saja," kata dia.

Pada Sabtu (4/12) sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas guguran dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

Ratusan warga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021