Serang (AntaraBanten) - Pemerintah Provinsi Banten siap mengimplementasi Sistem Inovasi Daerah (Sida) dengan pendekatan 'bottom up' yang proses perencanaan kegiatan dilakukan mulai dari level desa.


"Saat ini kami sedang memproses Surat Keputusan (SK) gubernur terkait pembentukan tim koordinasi Sistem Inovasi Daerah di Banten," kata Kepala Balitbangda Provinsi Banten Mohamad Ali Fadillah di Serang, Rabu.

Ia mengatakan, dalam upaya mengimplementasikan Sida serta terbentuknya desa inovasi di Provinsi Banten yang berbasis potensi strategis, ada beberapa usulan model desa inovatif yang akan dikembangkan di Banten, antara lain Kampung Jamur, Kampung Madu Teuweul, Kampung Sate Bandeng, Kampung Golden Melon, Kampung Batik Khas Banten, dan Kampung Tenun Baduy dan sejumlah potensi lainnya.

"Kami butuh waktu sekitar tiga tahun untuk terlaksana secara optimal di lapangan," kata Ali Fadillah.

Selain beberapa model desa inovatif, kata dia, Banten juga diharapkan memiliki pusat unggulan produk berbasis teknologi yang berskala internasional, seperti 12 pusat unggulan yang ada di sejumlah daerah di Indonesia.

"Untuk pusat unggulan kemungkinan kita arahkan ke sektor petrokimia atau logam, karena ditunjang dengan potensi yang ada," kata Ali Fadillah usai Focus Group Discusio (FGD) tentang 'Penguatan Jaringan Iptek Pusat dan Daerah dalam Pengembangan Terbentuknya Desa Inovasi di Banten yang Berbasis Potensi Strategis'.    

Kegiatan tersebut diselenggarakan Deputi Jaringan Iptek Kementerian Riset dan teknologi bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Banten.

Ali mengatakan, penguatan jaringan iptek dalam pengembangan desa inovatif tersebut perlu melibatkan 'stakeholder' baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, akademisi, dan pelaku UKM.

Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah, Kementerian Riset dan teknologi, Dr Hotmatua Daulay mengatakan, pentingkan kerja sama terutama pemanfaatan jaringan iptek dalam rangka untuk peningkatan nilai tambah produk-produk lokal khas Banten, terlebih Banten memiliki ribuan doktor yang terkosentrasi di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan.

Kabid Program Kompetensi Kelembagaan Deputi Kelembagaan Iptek

Kemenristek Dr Yohan MSi mengatakan, penguatan sistem inovasi daerah terutama berfungsi dalam meningkatkan daya saing daerah dan mengembangkan potensi daerah yang berbasis teknologi serta pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).

"Program ini juga dalam upaya mendukung percepatan MP3EI di Provinsi Banten," kata Yohan.

Hadir sebagai nara sumber dalam FGD tersebut Kepala Bidang Perkembangan Asdep Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek Dr Ophir Sumule, Dadan Nugraha (Puspitek), Kabid Transfer Iptek IKM Kemenristek Prakoso.

Kegiatan tersebut diikuti peserta dari SKPD terkait diantaranya Kepala Distanak Provinsi Banten, DKP Provinsi Banten, Anggota DPRD Provinsi Banten, pelaku UKM B dan perwakilan Bappeda kabupaten/kota. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013