Jasad seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dilaporkan hanyut akibat jatuh ke sungai saat hujan deras di Inanam, Sabah, Malaysia akhirnya ditemukan tertimbun lumpur pada pencarian hari ke-4, Senin, 6 September 2021 sekitar pukul 12.30 WITA.
Yohannes Solo, kerabat korban yang dihubungi via telepon selulernya pada Senin, membenarkan jasad TKI yang hanyut tersebut telah ditemukan dalam kondisi tertimbun pasir dekat sebatang pohon di tepi sungai sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan mobilnya.
Baca juga: Mucikari prostitusi daring perempuan di bawah umur dibekuk polisi
TKI yang hanyut tersebut bernama Simon Sanga Tupe (68) asal Pulau Adonara, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, NTT. Korban telah bekerja di Sabah, Malaysia sejak 45 tahun silam, bahkan korban telah beranak cucu di negeri jiran tersebut, dengan sehari-hari bekerja sebagai sopir perusahaan.
Yohannes Solo yang berasal dari Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng ini menuturkan, sebelum kejadian korban sempat menelepon anaknya agar tidak keluar rumah karena hujan sedang deras yang mengakibatkan banjir di mana-mana.
Korban yang sedang berada di perusahaan tempatnya bekerja pun tertahan hujan deras, namun tetap nekat pulang ke rumahnya bersama seorang rekannya berkewarganegaraan Malaysia dengan menyeberangi sebuah sungai.
Ia menjelaskan, informasi yang diperoleh sebelum kejadian, korban nekat menyeberangi sungai dengan kondisi jembatan yang rendah, sehingga tergenang air setelah melihat dua mobil lainnya mampu melewatinya.
"Beliau (korban) ini nekat menyeberangkan mobilnya, karena melihat dua mobil lainnya bisa melewati jembatan itu. Padahal air sungai semakin tinggi akibat hujan yang sangat deras pada hari kejadian itu," ujar Yohannes Solo.
Tempat tinggal Yohannes Solo dengan korban cukup berjauhan, tetapi hampir tiap hari bertemu karena lokasi tempat kerja yang berdekatan.
Pada hari kejadian tersebut, tim pencarian langsung melakukan penyusuran sungai tempat kejadian, namun hanya menemukan mobilnya warna putih tersangkut pada tumpukan pasir. "Mobil korban itu ditemukan pada hari itu, juga sudah tertimbun pasir di sungai," ujar Yohannes.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Yohannes Solo, kerabat korban yang dihubungi via telepon selulernya pada Senin, membenarkan jasad TKI yang hanyut tersebut telah ditemukan dalam kondisi tertimbun pasir dekat sebatang pohon di tepi sungai sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan mobilnya.
Baca juga: Mucikari prostitusi daring perempuan di bawah umur dibekuk polisi
TKI yang hanyut tersebut bernama Simon Sanga Tupe (68) asal Pulau Adonara, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, NTT. Korban telah bekerja di Sabah, Malaysia sejak 45 tahun silam, bahkan korban telah beranak cucu di negeri jiran tersebut, dengan sehari-hari bekerja sebagai sopir perusahaan.
Yohannes Solo yang berasal dari Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng ini menuturkan, sebelum kejadian korban sempat menelepon anaknya agar tidak keluar rumah karena hujan sedang deras yang mengakibatkan banjir di mana-mana.
Korban yang sedang berada di perusahaan tempatnya bekerja pun tertahan hujan deras, namun tetap nekat pulang ke rumahnya bersama seorang rekannya berkewarganegaraan Malaysia dengan menyeberangi sebuah sungai.
Ia menjelaskan, informasi yang diperoleh sebelum kejadian, korban nekat menyeberangi sungai dengan kondisi jembatan yang rendah, sehingga tergenang air setelah melihat dua mobil lainnya mampu melewatinya.
"Beliau (korban) ini nekat menyeberangkan mobilnya, karena melihat dua mobil lainnya bisa melewati jembatan itu. Padahal air sungai semakin tinggi akibat hujan yang sangat deras pada hari kejadian itu," ujar Yohannes Solo.
Tempat tinggal Yohannes Solo dengan korban cukup berjauhan, tetapi hampir tiap hari bertemu karena lokasi tempat kerja yang berdekatan.
Pada hari kejadian tersebut, tim pencarian langsung melakukan penyusuran sungai tempat kejadian, namun hanya menemukan mobilnya warna putih tersangkut pada tumpukan pasir. "Mobil korban itu ditemukan pada hari itu, juga sudah tertimbun pasir di sungai," ujar Yohannes.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021