Serang (ANTARABanten) - Peran perbankan masih rendah dalam mendukung pembiayaan di sektor pariwisata Provinsi Banten, yang tercermin dari pangsa kredit pariwisata yang hanya 0,41 persen dari total kredit yang disalurkan di Provinsi Banten.

"Pembiayaan sektor hotel, restoran dan jasa perjalanan wisata pada Oktober 2012 hanya Rp239,86 miliar, dengan pangsa sekitar 0,41 persen terhadap total kredit,"kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Ananda Pulungan di Serang, Selasa.

Sementara itu, rata-rata pangsa kredit sektor tersebut sepanjang 2010-2012 pun tidak berbeda jauh dengan pangsa sekitar 0,42 persen terhadap total kredit.

Pulungan mengakui ada peningkatan dukungan perbankan terhadap sektor tersebut dengan level pertumbuhan yang tinggi mencapai 63,02 persen pada Oktober 2012.

Ia mengatakan level pertumbuhan itu meningkat pesat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2011 yang mencapai level negatif -37,25 persen.

Pulungan menyebutkan, peningkatan yang begitu pesat tersebut terlihat pada jenis usaha hotel melati, jasa akomodasi lainnya, restoran dan penyediaan makan/minum lainya.

Namun perkembangan pembiayaan perbankan pada jenis usaha hotel bintang mengalami perlambatan yaitu dari 24,88 persen (yoy) pada 2011 menjadi hanya sebesar 6,87 persen pada 2012. 
Ia mengatakan, kontraksi pertumbuhan kredit untuk jenis usaha hotel bintang diperkirakan disebabkan rasio kredit non lancar atau NPL pada jenis usaha itu cukup tinggi mencapai 21,47 persen pada Oktober 2012.

Sementara itu, perlambatan kredit juga dialami jenis usaha jasa perjalanan wisata. Pada Oktober 2012 penyaluran kreditnya turun -3,53 persen dengan nominal Rp12,26 miliar. Pertumbuhan tersebut menurun drastis bila dibandingkan pertumbuhan Tahun 2011 yang mencapai 141,09 persen (yoy).

Menurut Pulungan, penyebab berkurangnya dorongan Perbankan untuk memberi bantuan modal ke sektor pariwisata disebabkan berbagai hal, selain sektor tersebut masih tergolong berisiko, juga gangguan lain diluar kemampuan seperti gangguan bencana stunami dan saran jalan yang belum memadai.

"Perbankan masih hati-hati mengucurkan dana ke sektor tersebut, terutama di wilayah yang masih buruk infratrukturnya. Karena itu perlu kesiapan dari seluruh stakeholder yang berkepentingan memajukan sektor pariwisata, terutama pemerintah daerah setempat," kata Pulungan.

Ia juga mengharapkan bank-bank bersedia membuka jaringan bank di tempat-tempat wisata, weskipun kantornya kecil namun mampu menjadi akses pembiayaan bagi dunia usaha disekitar tempat wisata tersebut.

Diskusi setengah hari tersebut menampilkan pembicara Pengamat Ekonomi Prof Ina Primiana, Pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar, Kepala Dinas Pariwisata Ajak Muslim dan dari Bank Jabar Banten dan BRI.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012