Kantor Pencarian dan pertolongan (Basarnas) Palangka Raya bersama sejumlah pihak terkait menghentikan pencarian lima korban Kapal Motor Putri Ayu 3 yang terbalik di sekitar perairan Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang belum ditremukan.
"Pencarian sudah kita laksanakan sampai hari ketujuh. Tim SAR tidak menemukan tanda-tanda korban yang merupakan nelayan. Operasi pencarian kita nyatakan selesai dan dilanjutkan dengan pemantauan," kata Kepala Kantor Basarnas Palangka Raya Muhammad Hariyadi di Palangka Raya, Selasa.
Baca juga: Nelayan Nusalaut ditemukan terdampar di perairan Desa Haya, Pulau Seram
Meski demikian, kata dia, operasi pencarian dapat dilakukan kembali jika nantinya ditemukan tanda-tanda dari lima korban kapal terbalik yang belum sampai saat ini belum ditemukan.
Dia mengatakan selama proses pencarian Basarnas bersama pihak yang terlibat pencarian para korban juga telah memperluas area pencarian di sekitar titik KM Putri Ayu 3 terbalik dihantam ombak.
Selama proses pencarian terhadap para korban hilang Basarnas didukung alat utama kapal motor SAR Banjarmasin serta didukung pemantauan dari udara oleh Dirpolairud Polda Kalimantan Tengah.
Selain itu juga turut terlibat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai, TNI AL Kotawaringin Barat, Satpolair Polres Kotawaringin Barat, BPBD Kotawaringin Barat, PMI Kotawaringin Barat serta masyarakat setempat.
"Saat ini seluruh tim yang terlibat dalam proses pencarian telah kembali kesatuan masing-masing," kata Hariyadi.
Dia mengemukakan kejadian bermula pada pukul 08.10 WIB kapal motor Putri Ayu 3 yang dinaiki 13 orang berangkat dari Muara Baru Jakarta menuju Laut Jawa untuk mencari ikan.
Selanjutnya pada pukul 04.00 WIB yakni saat kapal dalam perjalanan KM Putri Ayu 3 terbalik karena terhantam ombak besar saat di posisi sekitar 60 kilometer dari Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pada kecelakaan tersebut lima orang dinyatakan selamat, tiga orang meninggal dan lima korban lainnya belum ditemukan.
"Jika nanya ada masyarakat atau pihak yang menemukan tanda-tanda korban silahkan melapor agar dapat segera ditindaklanjuti," demikian Muhammad Hariyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Pencarian sudah kita laksanakan sampai hari ketujuh. Tim SAR tidak menemukan tanda-tanda korban yang merupakan nelayan. Operasi pencarian kita nyatakan selesai dan dilanjutkan dengan pemantauan," kata Kepala Kantor Basarnas Palangka Raya Muhammad Hariyadi di Palangka Raya, Selasa.
Baca juga: Nelayan Nusalaut ditemukan terdampar di perairan Desa Haya, Pulau Seram
Meski demikian, kata dia, operasi pencarian dapat dilakukan kembali jika nantinya ditemukan tanda-tanda dari lima korban kapal terbalik yang belum sampai saat ini belum ditemukan.
Dia mengatakan selama proses pencarian Basarnas bersama pihak yang terlibat pencarian para korban juga telah memperluas area pencarian di sekitar titik KM Putri Ayu 3 terbalik dihantam ombak.
Selama proses pencarian terhadap para korban hilang Basarnas didukung alat utama kapal motor SAR Banjarmasin serta didukung pemantauan dari udara oleh Dirpolairud Polda Kalimantan Tengah.
Selain itu juga turut terlibat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai, TNI AL Kotawaringin Barat, Satpolair Polres Kotawaringin Barat, BPBD Kotawaringin Barat, PMI Kotawaringin Barat serta masyarakat setempat.
"Saat ini seluruh tim yang terlibat dalam proses pencarian telah kembali kesatuan masing-masing," kata Hariyadi.
Dia mengemukakan kejadian bermula pada pukul 08.10 WIB kapal motor Putri Ayu 3 yang dinaiki 13 orang berangkat dari Muara Baru Jakarta menuju Laut Jawa untuk mencari ikan.
Selanjutnya pada pukul 04.00 WIB yakni saat kapal dalam perjalanan KM Putri Ayu 3 terbalik karena terhantam ombak besar saat di posisi sekitar 60 kilometer dari Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pada kecelakaan tersebut lima orang dinyatakan selamat, tiga orang meninggal dan lima korban lainnya belum ditemukan.
"Jika nanya ada masyarakat atau pihak yang menemukan tanda-tanda korban silahkan melapor agar dapat segera ditindaklanjuti," demikian Muhammad Hariyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021