Tangerang (ANTARABanten) - Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tangerang Wawan Fauzi mengatakan pelaku koruptor di Indonesia bukan budaya dan tidak perlu dikhawatirkan.


"Saya kira pelaku korupsi yang saat ini menyeret pejabat pemerintah maupun legislatif akibat mental sangat lemah," katanya di Kota Tangerang, Kamis.

Pihaknya merasa prihatin melihat kondisi bangsa ini karena banyak para koruptor dilakukan pejabat pemerintah maupun legislatif.

Karena itu, kata dia, berbagai elemen masyarakat harus mengontrol agar pelaku korupsi berkurang atau sama sekali tidak ada.

Saat ini fenomena korupsi di Tanah Air sudah menggurita hingga di tingkat pemerintah pusat, provinsi sampai kabupaten/kota.

Bahkan, pelaku korupsi juga banyak menyeret menteri, anggota legislatif, bupati, wali kota/gubernur, yang dampaknya sangat merugikan rakyat.

"Kami sangat setuju jika koruptor dihukum mati karena merugikan rakyat banyak juga bisa menimbulkan kemiskinan," katanya.

Untuk mencegah korupsi, kata dia, pihaknya kerapkali mendatangi birokrat muda agar mereka tidak melakukan perbuatan merugikan uang negara.

Sejauh ini, penegakan hukum bagi pelaku koruptor belum maksimal.

Karena itu, kata dia, perlu adanya kebijakan yang baru dalam penegakan supremasi hukum.

Pelaku korupsi saat ini belum dikategorikan budaya, sehingga bisa diantisipasi agar mereka tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji.

"Kami menilai korupsi yang merajalela itu karena mental mereka lemah, sehingga tergoda untuk memperkaya diri," katanya.

Sementara itu, Anggota Lembaga Bantuan Hukum Komite Nasional Pemuda Indonesia LBH KNPI Kota Tangerang Rezar Yudiantoro mengatakan pihaknya sangat setuju jika pemerintah menerapkan hukuman mati terhadap pelaku korupsi.

Sebab koruptor yang merugikan uang negara hingga puluhan miliaran rupiah, hanya mendapat hukuman ringan.

"Jika pemerintah menerapkan hukuman mati dipastikan pelaku korupsi di Tanah Air berkurang atau sama sekali tidak ada," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012