Ketersediaan tempat tidur di ICU rumah sakit yang menjadi rujukan COVID-19 di Banten, tinggal 22 tempat tidur dari kapasitas tempat tidur ICU di Banten sebanyak 425 unit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti di Serang, Jumat, mengatakan seiring meningkatnya kasus COVID-19 di delapan kabupaten/kota di Banten maka angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Banten juga meningkat.

"Data per 15 Juli kemarin,  BOR ICU 94,82 persen. Yakni dari kapasitas 425 tempat tidur ICU, yang terpakai 403 tempat tidur dan tersedia 22 tempat tidur," kata Ati.

Baca juga: Bupati Ahmed Zaki instruksikan penambahan ruang ICU COVID-19 di Tangerang
Baca juga: Keterpakaian ruang ICU pasien COVID-19 di Kabupaten Tangerang capai 70 persen

Selanjutnya BOR tempat tidur isolasi sebanyak 88,22 persen atau dari kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 4.236 unit, sudah terpakai sebanyak 3.737 tempat tidur isolasi dan masih tersisa 499 tempat tidur dan masih tersisa 124 tempat tidur.

"Untuk rumah singgah BOR 87.28 persen dari kapasitas 975 tempat  tidur, terpakai sebanyak 851 tempat tidur," kata Ati.

Ati juga mengatakan, data kasus COVID-19 aktif yang masih menjalani isolasi mandiri (isoman) sampai hari ini (Jumat 16/7) sebanyak 10.239 orang dan data yang meninggal saat isoman selama 2 minggu ini atau selama PPKM Darurat sebanyak 36 kasus di delapan kabupaten/kota di Banten.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, untuk mengurangi tekanan tingkat keterisian rumah sakit di Banten yang saat ini mencapai 91 persen, Pemprov Banten akan menambah rumah singgah untuk pasien COVID-19 hingga 400 tempat tidur.

"Kami sekarang konsentrasi di hulu. Bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat mengadakan sosialisasi untuk mencegah kepanikan di masyarakat," kata Wahidin Halim.

Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Banten akan meningkatkan sosialisasi Protokol Kesehatan di samping membatasi mobilitas masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk penanganan di hulu.

Menurutnya, untuk menekan peningkatan kasus COVID-19 Pemprov Banten akan menggunakan pendekatan model Program Keluarga Berencana (KB).

"Ada petugas di lapangan, ada posko, melibatkan tokoh masyarakat, serta tokoh agama," kata Wahidin.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021