Early Childhood Education yang merupakan program kerja sama Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Jawa Barat dan Singapore University of Social Sciences (SUSS) berhasil memberi manfaat bagi 11.000 orang di Jawa Barat.
ECE Project yang diluncurkan pada tahun 2019 ini berupaya meningkatkan kemampuan para pendidik anak usia dini di provinsi Jawa Barat, terutama kota Bandung. Program tersebut berfokus pada penguatan interaksi antara guru dan anak-anak, merancang lingkungan belajar yang kondusif, serta membuka iklim kolaboratif antara para guru dan keluarga anak-anak peserta didik.
Dr G Kaveri, seorang dosen ECE di SUSS dalam keterangan tertulis, Rabu, mengatakan dari situasi pandemi COVID-19, baik komunitas ECE di Singapura maupun Indonesia melaksanakan kegiatan pelatihan secara online dengan cara menyelesaikan serangkaian training-of-trainers workshop dan simposium.
Para pendidik ECE yang memimpin program ini dari Singapura adalah bagian dari perkumpulan spesialis SIV yang jumlahnya jauh lebih besar. Melalui SIF, mereka berkolaborasi dengan organisasi mitra di negara-negara tuan rumah melalui berbagai inisiatif, yang sebagian besar di bidang perawatan kesehatan dan pendidikan. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan rekan-rekan mereka di luar negeri. Kemudian, para pendidik yang telah menerima pelatihan dari para spesialis SIV dapat meneruskan pembelajaran-pembelajaran tersebut kepada rekan-rekan mereka di sana, sehingga memperkaya lebih banyak kehidupan.
Pada akhir kerja sama ini, 61 praktisi ECE Indonesia telah dilatih sebagai Master Trainer. Jumlah tersebut melebihi angka yang ditargetkan yaitu 50 praktisi. Setelah dibekali dengan strategi pelatihan khusus dan keterampilan penilaian, para Master Trainer ini kemudian melatih 300 guru lain dari 51 taman kanak-kanak, sehingga menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas pada komunitas lokal mereka.
ECE Project juga berhasil mencapai tujuannya dalam mengembangkan dan mengimplementasikan repositori atau media penyimpanan/arsip sebagai sumber daya yang dapat diakses oleh praktisi ECE dari seluruh subchapter IGTKI Jawa Barat. Repositori tersebut saat ini mengoleksi setidaknya 150 buku cerita cetak, serta buku cerita digital dan materi pengajaran digital yang dihosting di Google Classroom.
Secara keseluruhan, program ini memberikan manfaat kepada lebih dari 11.000 anggota komunitas Indonesia, termasuk siswa, orang tua, dan pengasuh - melampaui target program yaitu 9.250 orang.
Ibu Jean Tan, SIF Executive Director mengatakan program ini memperlihatkan kebaikan yang dapat terjadi ketika masyarakat bersatu untuk berkolaborasi dan mendorong perubahan positif.
"Kami menantikan lebih banyak tahun persahabatan dan kolaborasi yang bermakna di Indonesia," kata Jean.
Ibu Renni Kusnaeni, Kepala IGTKI Jawa Barat mengatakan program kemitraan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Jawa Barat. Program ini tidak hanya akan berdampak positif pada anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi para pendidik terlatih yang ingin membagikan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui workshop kepada rekan-rekan mereka. Saya berharap apa yang telah kita pelajari dapat menghasilkan terobosan baru dalam dunia pendidikan anak usia dini, terutama dalam manajemen kelas dan adaptasi 'new normal' yang akan kita hadapi di tahun ajaran mendatang.
SIV and Associate Professor Sirene May-Yin Lim, Vice Dean and Programme Head (Early Childhood), SUSS mengatakan: "Kami beruntung dapat membagikan pengalaman dan perspektif kami dengan rekan-rekan di Indonesia melalui program ini. Kami berterima kasih kepada tuan rumah dan para peserta dari Indonesia yang telah antusias, hangat, serta terlibat aktif sepanjang program berlangsung. Kami berharap dapat melanjutkan kolaborasi kita ditahun-tahun yang akan datang."
Novi Andriyati, peserta program dan seorang guru TK Putra III di Kota Banjar, Jawa Barat, mengatakan setelah menerapkan teknik pengajaran baru selama sesi mendongeng, anak-anak sekarang lebih fokus dan penasaran. Mereka dapat mengembangkan cerita mereka sendiri, berpikir kritis, dan memberikan pendapat mereka berdasarkan pengalaman dan logika mereka sendiri. Kelas membaca kini lebih interaktif dengan meningkatnya dialog antara guru dan anak-anak. Saya juga menerima pesan dari orang tua bahwa mereka telah melihat perubahan positif pada anak-anak mereka di rumah.
ECE Project menandai tonggak sejarah lain dalam persahabatan 29 tahun antara SIF dan Indonesia. Sejak 1992, SIF telah menyatukan komunitas Singapura dan Indonesia untuk memajukan kehidupan dan membangun persahabatan yang abadi melalui lebih dari 100 inisiatif dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan baru-baru ini, dalam seni dan kewirausahaan sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
ECE Project yang diluncurkan pada tahun 2019 ini berupaya meningkatkan kemampuan para pendidik anak usia dini di provinsi Jawa Barat, terutama kota Bandung. Program tersebut berfokus pada penguatan interaksi antara guru dan anak-anak, merancang lingkungan belajar yang kondusif, serta membuka iklim kolaboratif antara para guru dan keluarga anak-anak peserta didik.
Dr G Kaveri, seorang dosen ECE di SUSS dalam keterangan tertulis, Rabu, mengatakan dari situasi pandemi COVID-19, baik komunitas ECE di Singapura maupun Indonesia melaksanakan kegiatan pelatihan secara online dengan cara menyelesaikan serangkaian training-of-trainers workshop dan simposium.
Para pendidik ECE yang memimpin program ini dari Singapura adalah bagian dari perkumpulan spesialis SIV yang jumlahnya jauh lebih besar. Melalui SIF, mereka berkolaborasi dengan organisasi mitra di negara-negara tuan rumah melalui berbagai inisiatif, yang sebagian besar di bidang perawatan kesehatan dan pendidikan. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan rekan-rekan mereka di luar negeri. Kemudian, para pendidik yang telah menerima pelatihan dari para spesialis SIV dapat meneruskan pembelajaran-pembelajaran tersebut kepada rekan-rekan mereka di sana, sehingga memperkaya lebih banyak kehidupan.
Pada akhir kerja sama ini, 61 praktisi ECE Indonesia telah dilatih sebagai Master Trainer. Jumlah tersebut melebihi angka yang ditargetkan yaitu 50 praktisi. Setelah dibekali dengan strategi pelatihan khusus dan keterampilan penilaian, para Master Trainer ini kemudian melatih 300 guru lain dari 51 taman kanak-kanak, sehingga menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas pada komunitas lokal mereka.
ECE Project juga berhasil mencapai tujuannya dalam mengembangkan dan mengimplementasikan repositori atau media penyimpanan/arsip sebagai sumber daya yang dapat diakses oleh praktisi ECE dari seluruh subchapter IGTKI Jawa Barat. Repositori tersebut saat ini mengoleksi setidaknya 150 buku cerita cetak, serta buku cerita digital dan materi pengajaran digital yang dihosting di Google Classroom.
Secara keseluruhan, program ini memberikan manfaat kepada lebih dari 11.000 anggota komunitas Indonesia, termasuk siswa, orang tua, dan pengasuh - melampaui target program yaitu 9.250 orang.
Ibu Jean Tan, SIF Executive Director mengatakan program ini memperlihatkan kebaikan yang dapat terjadi ketika masyarakat bersatu untuk berkolaborasi dan mendorong perubahan positif.
"Kami menantikan lebih banyak tahun persahabatan dan kolaborasi yang bermakna di Indonesia," kata Jean.
Ibu Renni Kusnaeni, Kepala IGTKI Jawa Barat mengatakan program kemitraan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Jawa Barat. Program ini tidak hanya akan berdampak positif pada anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi para pendidik terlatih yang ingin membagikan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui workshop kepada rekan-rekan mereka. Saya berharap apa yang telah kita pelajari dapat menghasilkan terobosan baru dalam dunia pendidikan anak usia dini, terutama dalam manajemen kelas dan adaptasi 'new normal' yang akan kita hadapi di tahun ajaran mendatang.
SIV and Associate Professor Sirene May-Yin Lim, Vice Dean and Programme Head (Early Childhood), SUSS mengatakan: "Kami beruntung dapat membagikan pengalaman dan perspektif kami dengan rekan-rekan di Indonesia melalui program ini. Kami berterima kasih kepada tuan rumah dan para peserta dari Indonesia yang telah antusias, hangat, serta terlibat aktif sepanjang program berlangsung. Kami berharap dapat melanjutkan kolaborasi kita ditahun-tahun yang akan datang."
Novi Andriyati, peserta program dan seorang guru TK Putra III di Kota Banjar, Jawa Barat, mengatakan setelah menerapkan teknik pengajaran baru selama sesi mendongeng, anak-anak sekarang lebih fokus dan penasaran. Mereka dapat mengembangkan cerita mereka sendiri, berpikir kritis, dan memberikan pendapat mereka berdasarkan pengalaman dan logika mereka sendiri. Kelas membaca kini lebih interaktif dengan meningkatnya dialog antara guru dan anak-anak. Saya juga menerima pesan dari orang tua bahwa mereka telah melihat perubahan positif pada anak-anak mereka di rumah.
ECE Project menandai tonggak sejarah lain dalam persahabatan 29 tahun antara SIF dan Indonesia. Sejak 1992, SIF telah menyatukan komunitas Singapura dan Indonesia untuk memajukan kehidupan dan membangun persahabatan yang abadi melalui lebih dari 100 inisiatif dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan baru-baru ini, dalam seni dan kewirausahaan sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021