Tangerang, (ANTARABanten) - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan "Open Science Meeting" ke-6 dengan membahas permasalahan mengenai dampak air bagi kelangsungan hidup.

"Penanganan masalah air memerlukan pendekatan multi disiplin yang strategis seperti politik, sosial, iptek, etika, hukum, ilmu alam, psikologis, ekonomi, budaya dan antropologi," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta di Tangerang, Senin.

"Open Science Meeting" ke-6 diselenggarakan selama dua hari mulai tanggal 28 - 29 November di Puspiptek, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Selain itu, pertemuan OSM ke-6 merupakan hasil kerja sama antara Royal Netherlands Academy Of Arts and Science (KNAW) Belanda. Kegiatan ini dilakukan setiap dua tahun dan bergantian antara Indonesia dan Belanda.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2002, dihadiri pula oleh para peneliti dan ilmuwan dari Belanda, Indonesia dan beberapa negara eropa dan asia lainnya.

Beberapa permasalahan air yang dibahas antara lain seperti aspek kimia, tingkat polusi, ketersediaan dan dampak sosial bagi masyarakat yang meliputi multidisiplin ilmu semua bidang.

Kemudian, Menristek juga menekankan pentingnya komitmen dari para pemimpin dunia untuk meningkatkan kolaborasi internasional dalam mewujudkan pemanfaatan air secara berkelanjutan untuk kesejahteraan global.

"Permasalahan air tidak boleh dianggap remeh, perlu dibicarakan dengan serius oleh para pemimpin dunia," katanya menjelaskan.

Pembahasan OSM ke-6 juga memusatkan pada berbagai permasalahan air dan memahami perubahan sistem air serta menghubungkannya dengan tema sentral seperti biomasa, ekosistem, kesehatan masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011