Satuan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat hingga kini kasus kematian akibat COVID-19 menjadi 242 jiwa dan mayoritas warga berusia lanjut.
Dari 242 warga yang meninggal akibat COVID-19, ada 168 jiwa berasal dari Kabupaten Sukabumi dan sisanya atau 74 jiwa merupakan warga berta-KTP Kota Sukabumi.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris minta pemerintah terapkan PSBB
"Kasus kematian pasien COVID-19 setiap harinya berfluktuasi, namun pada Rabu, (16/6) kami menerima laporan ada sembilan pasien yang meninggal. Ini merupakan angka tertinggi jumlah kematian warga yang terkonfirmasi COVID-19 sejak awal pandemi terjadi," kata Humas Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Jumat.
Adapun sembilan kasus kematian baru tersebut yakni laki-laki berusia 63 tahun warga Kecamatan Kebonpedes dengan komorbid TB, Perempuan 55 tahun asal Kecamatan Nyalindung yang komorbidnya adalah Acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan diabetes melitus, dua laki-laki serta satu perempuan asal Kecamatan Simpenan dua pasien berusia 64 tahun dan satu lainnya berusia 61 tahun.
Dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut ada yang komorbidnya TB paru, diabetes melitus, darah tinggi, Post ApenDic dan Epulsi Pleura. Kemudian perempuan berusia 47 tahun asal Kecamatan Cikakak dengan komorbid diabetes melitus.
Selanjutnya, laki-laki asal Kecamatan Cikembar berusia 70 tahun meninggal dunia selain mengidap COVID-19 juga komorbid Chronic Kidney Disease (CKD) on HD atau gagal ginjal kronis, kardiomegali bahkan sempat mengalami penurunan kesadaran, laki-laki 56 tahun warga Kecamatan Cicurug dengan komorbid diabetes melitus dan perempuan berusia 40 tahun warga Kecamatan Simpenan yang juga komorbidnya diabetes melitus.
"Tidak menutup kemungkinan jumlah korban meninggal akibat COVID-19 akan terus bertambah, tapi kami berharap tidak ada lagi pertambahan kasus kematian. Maka dari itu, untuk meminimalisasikan tertular dari virus mematikan ini, tidak bosan-bosannya kami imbau warga untuk disiplin menerapkan protokol 5M dan jangan sekali-kali menganggap enteng keberadaan virus tersebut," tambahnya.
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana mengatakan dari 74 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia mayoritas sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Dengan terus bertambahnya warga yang tertular virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, China tersebut khususnya untuk warga yang sudah berusia lanjut agar lebih banyak berdiam diri di rumah atau tidak bepergian ke tempat yang rawan terjadi penularan.
Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan sejumlah lansia tertular COVID-19 karena ditularkan dari kerabatnya. "Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ada di tangan masing-masing individu dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin selain bisa mencegah diri sendiri tertular juga bisa menyelamatkan orang yang kita cinta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Dari 242 warga yang meninggal akibat COVID-19, ada 168 jiwa berasal dari Kabupaten Sukabumi dan sisanya atau 74 jiwa merupakan warga berta-KTP Kota Sukabumi.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris minta pemerintah terapkan PSBB
"Kasus kematian pasien COVID-19 setiap harinya berfluktuasi, namun pada Rabu, (16/6) kami menerima laporan ada sembilan pasien yang meninggal. Ini merupakan angka tertinggi jumlah kematian warga yang terkonfirmasi COVID-19 sejak awal pandemi terjadi," kata Humas Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Jumat.
Adapun sembilan kasus kematian baru tersebut yakni laki-laki berusia 63 tahun warga Kecamatan Kebonpedes dengan komorbid TB, Perempuan 55 tahun asal Kecamatan Nyalindung yang komorbidnya adalah Acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan diabetes melitus, dua laki-laki serta satu perempuan asal Kecamatan Simpenan dua pasien berusia 64 tahun dan satu lainnya berusia 61 tahun.
Dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut ada yang komorbidnya TB paru, diabetes melitus, darah tinggi, Post ApenDic dan Epulsi Pleura. Kemudian perempuan berusia 47 tahun asal Kecamatan Cikakak dengan komorbid diabetes melitus.
Selanjutnya, laki-laki asal Kecamatan Cikembar berusia 70 tahun meninggal dunia selain mengidap COVID-19 juga komorbid Chronic Kidney Disease (CKD) on HD atau gagal ginjal kronis, kardiomegali bahkan sempat mengalami penurunan kesadaran, laki-laki 56 tahun warga Kecamatan Cicurug dengan komorbid diabetes melitus dan perempuan berusia 40 tahun warga Kecamatan Simpenan yang juga komorbidnya diabetes melitus.
"Tidak menutup kemungkinan jumlah korban meninggal akibat COVID-19 akan terus bertambah, tapi kami berharap tidak ada lagi pertambahan kasus kematian. Maka dari itu, untuk meminimalisasikan tertular dari virus mematikan ini, tidak bosan-bosannya kami imbau warga untuk disiplin menerapkan protokol 5M dan jangan sekali-kali menganggap enteng keberadaan virus tersebut," tambahnya.
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana mengatakan dari 74 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia mayoritas sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Dengan terus bertambahnya warga yang tertular virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, China tersebut khususnya untuk warga yang sudah berusia lanjut agar lebih banyak berdiam diri di rumah atau tidak bepergian ke tempat yang rawan terjadi penularan.
Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan sejumlah lansia tertular COVID-19 karena ditularkan dari kerabatnya. "Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ada di tangan masing-masing individu dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin selain bisa mencegah diri sendiri tertular juga bisa menyelamatkan orang yang kita cinta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021