Peternakan kerbau di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini masih menjadikan andalan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Ekonomi keluarga sangat terbantu dengan mengembangkan ternak kerbau itu, "kata Sapri (55) seorang peternak warga Curugbitung Kabupaten Lebak, Kamis.
Baca juga: Jembatan gantung Ciberang Lebak berpotensi jadi wisata alam
Baca juga: Jembatan gantung Ciberang Lebak berpotensi jadi wisata alam
Pengembangan ternak kerbau yang dilakukan masyarakat di sini masih dikelola secara tradisional. Mereka para peternak kerbau itu kebanyakan mengembalakan ternaknya di tanah lapang yang banyak rerumputan.
"Kami sendiri setiap hari melepaskan ternak hewan besar di tanah lapang karena terdapat pakan rerumputan hijau itu, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, usaha pengembangan ternak kerbau itu cukup membantu ekonomi keluarga, sebab ia setiap tahun bisa menjual antara tiga sampai empat ekor.
Penjualan kerbau bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp60 sampai Rp70 juta per tahun.
"Kami bisa memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak hingga Perguruan Tinggi dari hasil usaha ternak kerbau, " kata Sapri sambil menyatakan kini kerbau miliknya tinggal 13 ekor.
Begitu juga Subur (60) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan usaha ternak kerbau sudah 40 tahun hingga kini masih menjadikan andalan ekonomi keluarga.
Pengembangan usaha ternak kerbau di sini kebanyakan dari peninggalan orang tua.
Sebab, kata dia, di wilayahnya terdapat perkebunan kelapa sawit sehingga tumbuh rerumputan yang hijau untuk dijadikan pakan ternak kerbau.
Mereka peternak setiap hari ratusan ekor kerbau dilepas di lahan perkebunan untuk memanfaatkan rerumputan itu.
Selama ini, kata dia, warga yang berada sekitar perkebunan kelapa sawit masih menjadikan andalan ekonomi dari usaha ternak kerbau itu. "Kami setiap tahun bisa menjual kerbau lima ekor dengan penghasilan Rp90 juta, " katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan pemerintah daerah terus meningkatkan populasi kerbau dengan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) dengan membuka posko pelayanan di sejumlah kecamatan.
Saat ini, kata dia, jumlah populasi kerbau sekitar 19.000 ekor dan sudah masuk kategori swasembada daging di Kabupaten Lebak. Bahkan, kebutuhan untuk Hewan Kurban bisa dipasok ke luar daerah seperti Tangerang, Jakarta dan Bogor.
Ternak yang dikembangkan masyarakat jenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram dengan harga kisaran Rp15 juta - Rp25 juta per ekor.
Namun demikian, teknik budidaya kerbau yang ada di masyarakat sangat tradisional dan perlu adanya peningkatan sumber daya peternak.
Peternak kerbau di sini masih memanfaatkan rumput sebagai sumber makanan, sehingga pertumbuhan populasi kerbau cukup lambat.
"Kami kedepan akan mengembangkan teknik budidaya peternakan kerbau sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021