Kamar Dagang Industri (Kadin) Provinsi Banten mendukung Kabupaten Lebak menjadi pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) untuk meningkatkan pertumbuhan sentra ekonomi baru.
"Kami yakin melalui KIT itu dipastikan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan," kata Ketua Umum Kadin Provinsi Banten Mulyadi Jayabaya di Lebak, Senin.
Baca juga: DPRD Lebak kutuk Israel bunuh warga Palestina
Pengembangan KIT itu seluas 3.000 hektare dan dipusatkan di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, karena lokasinya terletak 300 meter dari Gerbang Tol (GT) Tol Cileles dan 6 kilometer dari rencana GT Bojong, di Jalan Tol Serang-Panimbang.
Kehadiran jalan tol tersebut tentu akan berdampak terhadap kemajuan daerah ini yang tertinggal jauh dengan wilayah Banten bagian utara, seperti Tangerang dan Kota Tangerang.
Pengembangan KIT itu dipastikan secara nyata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sehingga kesejahteraan masyarakat setempat menjadi lebih baik.
"Kami optimistis pengembangan KIT dapat memberikan kontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Mantan Bupati Lebak itu.
Ia mengatakan, pemerintah daerah dapat diri untuk pengembangan KIT dengan membuat masterplan agar dilirik para investor, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Selain itu juga memberikan kemudahan-kemudahan proses perizinan agar para investor ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak.
Pengembangan KIT itu, kata dia, tentu lebih mengedepankan investor yang bergerak dibidang usaha yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran yang mengakibatkan kerusakan alam.
Sebab, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak merupakan kawasan hulu di Provinsi Banten, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan ekosistem flora dan fauna.
Karena itu, mereka para investor membuka usaha bidang usaha manufaktur juga industri perikanan, perakitan elektronika, kendaraan dan lainnya.
"Kami minta mengutamakan investor yang bergerak bidang usaha ramah lingkungan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penananam Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis mengatakan pemerintah daerah telah menyediakan lahan seluas 10.000 hektare untuk dijadikan kawasan industri.
Namun, kata dia, dari 10.000 hektare di antaraya seluas 3.000 hektare dijadikan pengembangan KIT di Kecamatan Cileles.
Mereka para investor itu, menurut dia, kini banyak bergerak di sektor peternakan, transportasi dan sentra industri kecil.
Pada triwulan pertama (Januari-Maret 2021) nilai investasi terealisasi mencapai Rp530 miliar dan didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
"Kami yakin kehadiran KIT semakin baik investasi di Kabupaten Lebak dan mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kami yakin melalui KIT itu dipastikan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan," kata Ketua Umum Kadin Provinsi Banten Mulyadi Jayabaya di Lebak, Senin.
Baca juga: DPRD Lebak kutuk Israel bunuh warga Palestina
Pengembangan KIT itu seluas 3.000 hektare dan dipusatkan di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, karena lokasinya terletak 300 meter dari Gerbang Tol (GT) Tol Cileles dan 6 kilometer dari rencana GT Bojong, di Jalan Tol Serang-Panimbang.
Kehadiran jalan tol tersebut tentu akan berdampak terhadap kemajuan daerah ini yang tertinggal jauh dengan wilayah Banten bagian utara, seperti Tangerang dan Kota Tangerang.
Pengembangan KIT itu dipastikan secara nyata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sehingga kesejahteraan masyarakat setempat menjadi lebih baik.
"Kami optimistis pengembangan KIT dapat memberikan kontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Mantan Bupati Lebak itu.
Ia mengatakan, pemerintah daerah dapat diri untuk pengembangan KIT dengan membuat masterplan agar dilirik para investor, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Selain itu juga memberikan kemudahan-kemudahan proses perizinan agar para investor ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Lebak.
Pengembangan KIT itu, kata dia, tentu lebih mengedepankan investor yang bergerak dibidang usaha yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran yang mengakibatkan kerusakan alam.
Sebab, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak merupakan kawasan hulu di Provinsi Banten, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan ekosistem flora dan fauna.
Karena itu, mereka para investor membuka usaha bidang usaha manufaktur juga industri perikanan, perakitan elektronika, kendaraan dan lainnya.
"Kami minta mengutamakan investor yang bergerak bidang usaha ramah lingkungan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penananam Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis mengatakan pemerintah daerah telah menyediakan lahan seluas 10.000 hektare untuk dijadikan kawasan industri.
Namun, kata dia, dari 10.000 hektare di antaraya seluas 3.000 hektare dijadikan pengembangan KIT di Kecamatan Cileles.
Mereka para investor itu, menurut dia, kini banyak bergerak di sektor peternakan, transportasi dan sentra industri kecil.
Pada triwulan pertama (Januari-Maret 2021) nilai investasi terealisasi mencapai Rp530 miliar dan didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
"Kami yakin kehadiran KIT semakin baik investasi di Kabupaten Lebak dan mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021