Tangerang, (ANTARABanten) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, berupaya untuk membangun Pasar Tigaraksa yang telah enam tahun terbengkalai agar pedagang tidak rugi karena sebagian telah menyetorkan uang.
"Langkah yang diambil agar Pasar Tigaraksa harus kembali dibangun karena sempat enam tahun terbengkalai," kata Sekretaris Daerah Pemkab Tangerang, H Hermansyah ditemui Kamis.
Dia mengatakan, pada tahap awal pihaknya memanggil pengusaha sebelumnya yang dianggap telah menelantarkan pembangunan Pasar Tigaraksa.
Menurut dia, pihaknya juga berupaya agar pemborong yang membangun pasar tradisional itu melanjutkan dan bila tidak melaporkan masalah yang dihadapi, tidak seperti saat ini seolah-olah ditelantarkan.
Hermansyah mengatakan, pada prinsipnya bahwa pedagang tidak boleh dirugikan termasuk warga setempat karena telah lama menginginkan adanya pasar tradisional di wilayah mereka.
Namun begitu, katanya, pihaknya berupaya untuk memanggil pihak yang dianggap bertanggungjawab terhadap pembangunan pasar tersebut termasuk aparat Badan Pengawasan Daerah Pemkab Tangerang.
Sebelumnya, Pasat Tigaraksa sudah enam tahun terbengkalai sehingga para pedagang resah padahal mereka sudah menyetorkan uang kepemilikan kios.
Bahkan Pasar Tigaraksa dibangun sejak Pebruari 2005 dengan nilai awal sebesar Rp1,4 miliar pada lahan sewa milik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tangerang.
Sedangkan hingga kini hanya berdiri belasan kios yang kondisinya memprihatinkan tanpa atap dan pada bagian tertentu ditumbuhi rumput dan tanaman liar.
Selain itu, pada bagian depan pasar terdapat pasir yang sudah berserakan dan batu bata yang pecah serta dalam kios berfungsi sebagai tempat hewan ternak berteduh.
Ketua Masyarakat Peduli Pembangunan Pasar Tigaraksa (MP3T), Acep Jaya dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya berharap Bupati Tangerang, H Ismet Iskandar untuk mengatasi pembangunan pasar yang terbengkalai itu.
Acep menambahkan, bila pasar itu dibangun kembali, maka akan memperlancar roda perekonomian desa, dan penduduk tidak lagi mengalami kesulitan pangan dan sandang kebutuhan sehari-hari.
Menurut Acep bahwa selama ini warga Tigaraksa terpaksa harus belanja kebutuhan dapur ke Pasar Cikupa yang jaraknya relatif jauh dan mengeluarkan uang lebih untuk biaya transportasi umum.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011
"Langkah yang diambil agar Pasar Tigaraksa harus kembali dibangun karena sempat enam tahun terbengkalai," kata Sekretaris Daerah Pemkab Tangerang, H Hermansyah ditemui Kamis.
Dia mengatakan, pada tahap awal pihaknya memanggil pengusaha sebelumnya yang dianggap telah menelantarkan pembangunan Pasar Tigaraksa.
Menurut dia, pihaknya juga berupaya agar pemborong yang membangun pasar tradisional itu melanjutkan dan bila tidak melaporkan masalah yang dihadapi, tidak seperti saat ini seolah-olah ditelantarkan.
Hermansyah mengatakan, pada prinsipnya bahwa pedagang tidak boleh dirugikan termasuk warga setempat karena telah lama menginginkan adanya pasar tradisional di wilayah mereka.
Namun begitu, katanya, pihaknya berupaya untuk memanggil pihak yang dianggap bertanggungjawab terhadap pembangunan pasar tersebut termasuk aparat Badan Pengawasan Daerah Pemkab Tangerang.
Sebelumnya, Pasat Tigaraksa sudah enam tahun terbengkalai sehingga para pedagang resah padahal mereka sudah menyetorkan uang kepemilikan kios.
Bahkan Pasar Tigaraksa dibangun sejak Pebruari 2005 dengan nilai awal sebesar Rp1,4 miliar pada lahan sewa milik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tangerang.
Sedangkan hingga kini hanya berdiri belasan kios yang kondisinya memprihatinkan tanpa atap dan pada bagian tertentu ditumbuhi rumput dan tanaman liar.
Selain itu, pada bagian depan pasar terdapat pasir yang sudah berserakan dan batu bata yang pecah serta dalam kios berfungsi sebagai tempat hewan ternak berteduh.
Ketua Masyarakat Peduli Pembangunan Pasar Tigaraksa (MP3T), Acep Jaya dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya berharap Bupati Tangerang, H Ismet Iskandar untuk mengatasi pembangunan pasar yang terbengkalai itu.
Acep menambahkan, bila pasar itu dibangun kembali, maka akan memperlancar roda perekonomian desa, dan penduduk tidak lagi mengalami kesulitan pangan dan sandang kebutuhan sehari-hari.
Menurut Acep bahwa selama ini warga Tigaraksa terpaksa harus belanja kebutuhan dapur ke Pasar Cikupa yang jaraknya relatif jauh dan mengeluarkan uang lebih untuk biaya transportasi umum.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011