Tangerang, (ANTARABanten) - Sebanyak tiga hektare lahan Pulo Cangkir di Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, hilang karena abrasi pantai dan pembangunan warung di wilayah sekitar.
"Berdasarkan data investigasi dinas, sebanyak tiga hektare lebih lahan di pulau cangkir hilang karena abrasi dan komersialisasi pembangunan warung - warung," kata Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno ditemui disela - sela peresmian Tandon Air di Desa Kronjo, Kamis.
Dikatakan Rano, data lima tahun lalu, lahan di Pulo Cangkir memiliki luas empat hektare. Namun, setiap tahunnya hilang karena abrasi pantai dan pembangunan warung.
Bahkan, luasnya saat ini sudah semakin kecil dari data lima tahun terakhir yakni hanya tersisa dua ribu meter persegi. Bahkan, luas yang tersisa akan semakin berkurang bila tidak segera ditangani serius oleh pihak terkait.
"Saya sampaikan kondisi kritis Pulo Cangkir kepada Gubernur agar dapat menginstruksikan kepada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman yang memiliki kewenangan untuk mengatasinya. Termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat," kata Rano.
Selain itu, Rano juga meminta kepada Gubernur untuk membangun tanggul pemecah gelombang untuk mengurangi abrasi. Karena, tidak hanya di Pulo Cangkir saja, melainkan di daerah Pantura keseluruhan.
Tak hanya itu saja, abrasi pantai juga membawa dampak lingkungan dan perekonomian. Karena, nelayan akan kehilangan mata pencaharian dan objek wisata akan ditinggalkan pengunjung.
"Penanganan harus segera dilakukan. Karena, abrasi pantai memberikan dampak sektor lainnya seperti lingkungan dan objek wisata di wilayah sekitar," katanya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kementerian PU, Imam Santoso menuturkan, untuk penanganan abrasi pantai di Tangerang, sudah dilakukan di daerah Mauk sepanjang 500 meter
Sedangkan untuk di sekitar Pantura secara keseluruhan termasuk di Pulo Cangkir, baru akan dilakukan tahun 2012 mendatang.
"Tahun 2011, akan dilakukan kajian. Sedangkan untuk pelaksanaannya tahun 2012, bukan tahun ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011
"Berdasarkan data investigasi dinas, sebanyak tiga hektare lebih lahan di pulau cangkir hilang karena abrasi dan komersialisasi pembangunan warung - warung," kata Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno ditemui disela - sela peresmian Tandon Air di Desa Kronjo, Kamis.
Dikatakan Rano, data lima tahun lalu, lahan di Pulo Cangkir memiliki luas empat hektare. Namun, setiap tahunnya hilang karena abrasi pantai dan pembangunan warung.
Bahkan, luasnya saat ini sudah semakin kecil dari data lima tahun terakhir yakni hanya tersisa dua ribu meter persegi. Bahkan, luas yang tersisa akan semakin berkurang bila tidak segera ditangani serius oleh pihak terkait.
"Saya sampaikan kondisi kritis Pulo Cangkir kepada Gubernur agar dapat menginstruksikan kepada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman yang memiliki kewenangan untuk mengatasinya. Termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat," kata Rano.
Selain itu, Rano juga meminta kepada Gubernur untuk membangun tanggul pemecah gelombang untuk mengurangi abrasi. Karena, tidak hanya di Pulo Cangkir saja, melainkan di daerah Pantura keseluruhan.
Tak hanya itu saja, abrasi pantai juga membawa dampak lingkungan dan perekonomian. Karena, nelayan akan kehilangan mata pencaharian dan objek wisata akan ditinggalkan pengunjung.
"Penanganan harus segera dilakukan. Karena, abrasi pantai memberikan dampak sektor lainnya seperti lingkungan dan objek wisata di wilayah sekitar," katanya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kementerian PU, Imam Santoso menuturkan, untuk penanganan abrasi pantai di Tangerang, sudah dilakukan di daerah Mauk sepanjang 500 meter
Sedangkan untuk di sekitar Pantura secara keseluruhan termasuk di Pulo Cangkir, baru akan dilakukan tahun 2012 mendatang.
"Tahun 2011, akan dilakukan kajian. Sedangkan untuk pelaksanaannya tahun 2012, bukan tahun ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011