Serang (ANTARABanten) - Ekspor sejumlah hasil industri dari Provinsi Banten ke Jepang masih berjalan normal dan tidak terganggu karena adanya bencana gempa dan tsunami di negara tersebut, kata  Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Hudaya Latuconsina, Rabu.


Ia mengatakan, Jepang merupakan negara ketiga dari sepuluh negara tujuan ekspor hasil industri dari Provinsi Banten, setelah Amerika dan China.

"Selama ini ada 10 jenis komoditas yang diekspor ke Jepang. Nilai ekspor terakhir dari Banten ke Jepang pada Januari 2011 sekitar Rp560 miliar," kata Hudaya di Serang.

Sejumlah komoditas hasil industri dari Banten yang diekspor ke Jepang diantaranya alas kaki, kertas, bahan karton, tembaga, plastik, kimia organik, tekstil dan produk tekstil serta barang tambang.

"Jepang merupakan negara potensial tujuan ekspor Banten. Situasi bencana di negara tersebut hingga saat ini tidak berpengaruh langsung terhadap ekspor Banten," kata Hudaya.

Sebab, kata dia, setelah bencana terjadi aktivitas ekspor ke negara tersebut tetap berlangsung dan tidak ada hambatan. Namun demikian, kemungkinan ada sedikit gangguan dalam proses pembayaran mengingat belum pulihnya situasi di Jepang pasca bencana gempa dan tsunami Jumat (11/3) lalu.

Selain kondisi ekspor, kata Hudaya, iklim investasi di Banten yang terkait dengan para investor dari Jepang juga tidak ada tanda-tanda hambatan akibat bencana, karena para investor dari Jepang di Banten tetap berkomitmen melanjutkan investasinya.

"Ada sejumlah rencana investasi Jepang di Banten seperti PLTU dan monorel dari Bandara Soekarno-Hatta. Saya melihat mereka berkomitmen untuk tetap melanjutkan," kata Hudaya.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi (APINDO) Banten Dedy Djunaedi mengatakan, pasca terjadinya bencana alam gempa dan tsunami di Jepang, aktivitas sejumlah perusahaan Jepang yang berada di Banten tetap berjalan dan tidak terpengaruh situsai dan kondisi yang terjadi di Jepang.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011