Tangerang (ANTARABanten) - Keluarga Hamzah Haz belum bersedia memberikan komentar mengenai kondisi kesehatan pascadilakukannya operasi di bagian kepala mantan Wakil Presiden RI itu di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, Banten.

"Keluarga dan manajemen sudah sepakat untuk tidak memberikan keterangan kepada siapapun, termasuk mengenai kondisi Pak Hamzah setelah menjalani operasi," kata salah seorang petugas keamanan RS Siloam yang khusus menjaga ruangan tempat dirawatnya Hamzah Haz, Sabtu.

Pantauan ANTARA di RS Siloam, menunjukkan bahwa jalan menuju ruang VIP dijaga petugas keamanan yang sengaja diminta oleh pihak keluarga Hamzah Haz.

Petugas tampak memeriksa setiap orang yang ingin masuk ke lorong atau jalan yang menuju ruang tersebut.

Sementara itu, di depan ruang 1.027 RS Siloam, tempat Hamzah Haz dirawat, terdapat empat orang yang diduga perawat dan anggota keluarga yang siaga. Mereka terdiri atas dua wanita mengenakan pakaian berwarna putih dan dua pria berpakaian kemeja merah, tampak duduk di luar ruang rawat.

"Untuk keterangan tentang Pak Hamzah Haz, kami belum bisa informasikan saat ini," kata petugas setempat seraya membenarkan bahwa operasi terhadap mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan itu sudah dilakukan.

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chairul Mahfiz, sebelumnya menuturkan bahwa mantan Wakil Presiden Hamzah Haz tengah berpuasa sebagai persiapan menjalani operasi di bagian kepala pada Sabtu (11/12) pagi.

Menurut dia, semua petunjuk dari dokter di RS itu telah dijalani dengan baik agar operasi dapat berjalan dengan lancar.

Dia mengharapkan operasi tidak mengalami kendala, meski tim medis RS Siloam sudah disiapkan dengan secukupnya.

Selain itu, menantu Hamzah Haz, Teuku Hanibal Asmar sebelumnya juga mengatakan bahwa mertuanya masuk RS sejak Jumat siang pukul 14.00 WIB.

Menurut dia, kondisi kesehatan Hamzah Haz selama ini terganggu, sehingga sering merasa lemas. Setelah diperiksa, ternyata ada cairan di bagian kepala yang harus dikeluarkan dengan cara operasi.

Dikatakan, hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian dikirimkan ke Singapura dan Amerika Serikat untuk dianalisa.

Semula pihak keluarga mengusulkan agar operasi dilakukan di Singapura, tetapi mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1998-2007 itu minta di Indonesia saja.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010