Seorang tenaga kesehatan yang berprofesi sebagai bidan di Tulungagung, Jawa Timur meninggal dunia setelah hampir 10 hari menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD dr. Iskak Tulungagung karena COVID-19.

Informasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Ahad, pasien dengan gejala demam tinggi disertai batuk kering ini menghembuskan nafas terakhir karena komplikasi oenyakit diabetes melitus yang membuat kondisinya terus memburuk.

Baca juga: Konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 4.360 menjadi 497.668 orang

"Status STR (konfirmasi positif COVID-19) kami rilis pada 15 November dan lima hari kemudian yang bersangkutan meninggal," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad menjelaskan, bidan tersebut berdinas di salah satu puskesmas kecamatan.

Almarhumah sempat mengalami gejala sesak nafas disertai dengan dan batuk kering selama dua hari.

Pada 13 November, hasil tes usap yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19.

"Dari hasil 'tracing' yang dilakukan oleh petugas, terdapat satu orang kontak erat pasien yang juga dinyatakan positif corona," katanya.

Kasus kematian tenaga kesehatan karena COVID-19 adalah kedua di Tulungagung.

Sebelumnya, seorang perawat senior di RSUD dr. Iskak juga meninggal setelah terpapar Corona untuk kedua kalinya dalam kurun dua bulan.

Sesuai data terbaru, hingga 21 November 2020, total kasus COVID-19 di Kabupaten Tulungagung mencapai 528 pasien.

Dari jumlah tersebut, 503 pasien di antaranya dinyatakan sudah sembuh dan 20 lainnya masih menjalani perawatan serta karantina.

Sebanyak lima pasien meninggal dunia, dua di antaranya merupakan tenaga kesehatan.

Sementara persentase kesembuhan pasien mencapai 95,2 persen.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020