Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon H. Ali Mujahidin dan Firman Mutakin (MULIA), Ahmad Munji,   mengapresiasi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hadir dalam persidangan kasus hibah dan Bansos APBD Kota Cilegon,  pada Rabu lalu (14/10).

"Jika KPK sudah turun, berarti ada sesuatu yang serius?" katanya di Cilegon, Ahad (18/10).

Menurutnya, KPK hadir dalam sidang soal penyaluran hibah dan bansos APBD Kota Cilegon tahun anggaran 2018 hingga 2020 menjadi sesuatu yang menarik. Apalagi,  dalam kasus ini turut menyeret nama Calon Wali Kota Cilegon Ratu Ati Marliati, beserta anak dan Pejabat Pemkot Cilegon lainnya.

"Ironisnya, di tengah kondisi masyarakat yang sedang kesulitan, malah ada pihak yang mengambil keuntungan," kata Munji.

Kehadiran staf hukum KPK dalam sidang tersebut membuktikan gugatan hukum oleh Bapak Holid mendapatkan perhatian yang serius. Apalagi Cilegon memiliki sejarah penangkapan pejabat korupsi yang cukup banyak.

"Ada yang bilang, jika KPK sudah turun, tidak akan ada yang bisa lepas dan dipastikan kasus selesai hingga di penjara," kata Munji.

Koordinator Setia Bakti Mulia Yusril Ihza Maulana mengatakan, adanya nama Calon Wali Kota Cilegon menjadi tergugat dalam kasus bansos adalah sesuatu yang memalukan.

"Kami sebagai generasi milenial, rasanya aneh aja jika dana bansos benar terbukti dalam persidangan nanti, seperti membuka seberapa kualitas kepemimpinanya," ungkap Yusril.

Mahasiswa Jurusan Ekonomi ini berharap, kehadiran KPK bisa selalu hadir dalam persidangan.

"KPK aje kendor pokoknya. Semangat berantas korupsi," kata Yusril.




 

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020