Lebak, 25/5 (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, pada musim tanam kedua tahun 2010, mengembangkan Varietas Inpari I karena kualitas produktivitasnya sangat tinggi.
Selain itu juga tahan hama dan tak banyak membutuhkan air, kata Kepala Balai Benih Induk Bojongleles, Kabupaten Lebak, Asep Suryana, Selasa.
"Saya optimistis pengembangan varietas padi unggul baru itu bisa meningkatkan pendapatan petani," katanya.
Asep mengatakan, saat ini varietas padi intensifikasi padi irigasi atau inpari mulai dikenalkan kepada petani di Kabupaten Lebak.
Petani sudah puluhan hektare benih inpari disebar di Kecamatan Cibadak dan Warunggunung.
Keunggulan jenis padi varietas inpari, kata dia, selain produktivitas tinggi hingga mencapai 10 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare dan tahan hama serta tidak membutuhkan air banyak.
Selain itu, kualitas padi varietas inpari I sangat bagus karena rasanya pulen, beraroma dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Saya kira jika pengembangan ini berhasil tentu petani akan mengeruk keuntungan cukup besar," katanya.
Dia juga mengatakan, pada umumnya petani di Kabupaten Lebak saat ini menanam padi jenis ciherang, mira, IR 64, cibogo, dan diahsuci.
Karena itu, dengan pengembangan benih varietas inpari I berharap produksi padi meningkat dan memberikan kontribusi besar terhadap program ketahanan pangan di wilayah setempat, katanya.
Menurut dia, jenis tanaman inpari I cukup tahan terhadap serangan wereng batang coklat juga umurnya relatif pendek, hanya 108 hari, sedangkan padi lain bisa berumur 115 hari.
"Saat ini jenis inpari terdapat VI, namun petani di sini rata-rata mengembangkan inpari I, karena bisa produksi dengan umur pendek hanya 90 hari," ujarnya.
Dia menyebutkan, jika produksi padi dengan umur lebih pendek tentu menguntungkan petani karena bisa menekan biaya produksi.
Begitu pula penanaman varietas inpari I sangat cocok dikembangkan di Kabupaten Lebak.
"Saya berharap hasil panen varietas inpari bisa dijadikan percontohan bagi petani lainya," jelasnya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Suka Bungah Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Yana, mengaku dirinya pada musim tanam kedua mencoba mengembangkan varietas inpari I karena produktivitasnya cukup tinggi yakni sekitar 7,5 ton gabah kering giling (GKG) dengan produksi mencapai 10 ton GKP per hektare.
"Saya yakin jika tanaman ini berhasil dipastikan petani dapat meningkat penghasilan dibandingkan jenis padi lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Pangan dan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan, apabila produktivitas dan kualitas varietas inpari I lebih unggul dipastikan dapat menggantikan padi jenis IR 64, dan ciherang.
"Selama ini produktivitas jenis IR 64 dan ciherang mengalami penurunan," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010