Viral mengenai berita warga Baduy mengirim surat ke Presiden Jokowi agar daerahnya dihapus dari destinasi wisata, Uten Sutendy, Budayawan Banten yang menulis  beberapa buku tentang Baduy angkat bicara.

"Kawasan Baduy memang harus ditutup sebagai destinasi wisata umum demi menjaga kelestarian dan kemurnian suku Baduy, baik dari sisi lingkungan hutannya maupun nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya," kata Uten kepada pers di Serang Banten, Rabu (15/7/2020). 

Penulis  buku (novel) "Baiat Cinta di Tanah Baduy" itu mengatakan, selama ini orang luar termasuk pemerintah daerah cenderung memanfaatkan Kawasan Baduy dan 'menjual' orang Baduy untuk pencitraan dan "icon" daerah wisata Banten.

Tetapi di sisi lain, khususnya pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak kurang menunjukkan perhatian, kepeduliaan, dan kecintaan kepada warga Baduy. 

"Coba perhatikan. Kalau memperhatikan orang Baduy dan menjadikan sebagai obyek wisata, apa yang sudah dibangun oleh Pemda  di sana?," tegas Uten yang juga dikenal sebagai Presiden Tangsel Club itu.

Ia mempertanyakan sikap pemerintah daerah yang dinilainya abai terhadap berbagai ancaman kerusakan lingkungan hutan sekitar tanah Ulayat Baduy karena kepentingan  para pengusaha. 

"Saya tidak melihat ada upaya serius dari pemerintah untuk melindungi kawasan konservasi Baduy. 
Coba perhatikan, selama ini perlindungan  macam apa yang telah dilakukan oleh Pemda untuk menjaga kelestarian dan  kemurnian lingkungan Baduy?" Ujarnya.

Budayawan yang juga motivator itu menilai pemerintah daerah kurang memberikan pemahaman yang benar  tentang keberadaan Baduy dengan segala aspeknya  kepada dunia luar. Pemerintah daerah cenderung hanya menjual dan mengeksploitasi nama Baduy untuk kepentingan pariwisata Banten. 

Menurut penulis novel "Si Jaun, Petualang dari Baduy" itu, setiap tahun orang Baduy "dieksploitasi" dalam upacara Seba dan promosi wisata, dan orang luar dibiarkan bebas keluar-masuk  hutan Baduy  tanpa ada upaya proteksi dan seleksi dari Pemda. 

Uten juga menyayangkan bahwa selama ini pemerintah daerah  mengabaikan potensi besar sumber daya manusia dan sumber daya alam Baduy.

Selain itu ia belum melihat adanya upaya dari Pemda untuk  memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan "life skill" dan tingkat kesejahteraan orang Baduy,  padahal hutan Baduy sangat kaya sumber daya dan orang Baduy punya karakter mandiri dalam menghasilkan berbagai produk kerajinan tangan dan pertanian.

Oleh karena itu ia menyarankan agar kawasan Baduy   dijadikan sebagai kawasan khusus yang benar-benar dilindungi.

Tetapi Uten juga menilai, kawasan warga Baduy bisa dijadikan sebagai obyek khusus, yakni untuk keperluan kunjungan studi konservasi, penelitian, observasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek. 

Alasannya, karena sesungguhnya Suku Baduy memiliki fungsi besar, yakni sebagai contoh keberhasilan model konservasi alam dan pertanian dengan berbagai sub-sektornya. 

Selain itu Baduy adalah pusat spiritual Kearifan  Nusantara dan menyimpan inti dari ajaran Sunda Wiwitan (Sunda Buhun) yang masih murni, dimana di dalamnya hidup para 'pertapa' (Baduy Dalam) yang terus menerus bersujud (berserah diri) kepada Sang Pencipta sambil  bekerja untuk menjaga  keseimbangan ekosistim alam.

Pewarta: Lukman Hakim

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020