Penganan jenis kue balok yang bahan bakunya dari ubi kayu atau singkong khas Pandeglang  diminati wisatawan yang datang dari  berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Kami setiap akhir pekan kewalahan melayani permintaan dari wisatawan yang mampir ke sini," kata Jumiah (60) seorang perajin penganan kue balok Pandeglang di Ciputri Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Selasa.

Produksi kue balok Pandeglang itu sudah dikenal masyarakat luas dan banyak wisatawan yang mampir ke sini dari luar daerah.

Kebanyakan mereka itu menikmati kue balok sambil minuman jahe agar tubuh mereka hangat dan tidak terasa capai setelah mengunjungi wisatawan Tanjung Lesung dan Pantai Carita.

Wisatawan itu, kata dia, datang bersama anggota keluarga untuk menyantap makanan khas Pandeglang juga mereka membeli untuk oleh-oleh kembali ke daerah asalnya.

"Kami memproduksi kerajinan penganan kue balok itu masuk generasi ketiga, karena warisan orang tua yang turun temurun itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, omzet penjualan kue balok rata-rata Rp1,5 juta/hari dan jika akhir pekan bisa mencapai Rp2,5 juta.

Bahkan, produksi kue balok itu menghabiskan singkong dari petani sebanyak 80 kilogram/hari.

Produksi kue balok itu dari olahan singkong yang direbus dan ditumbuk sehingga menjadi makanan tradisional getuk dengan mempertahankan warna asli singkong yang berwarna putih.

Selama ini, penganan kue balok menyehatkan tanpa menggunakan bahan kimia maupun campuran dan menjadikan makanan sampingan warga Pandeglang.

Kualitas rasa kue balok Pandeglang beraroma singkong, goreng bawang dan ditaburkan serundeng yang terbuat dari beberapa campuran bumbu.

Selain itu juga harga kue balok menes sangat murah dan dijual Rp5.000/bungkus.

"Rasa kue balok Pandeglang nikmat dan lezat dan cepat kenyang dengan mengkonsumsi dua bungkus saja, karena mengandung zat karbohidrat itu," katanya.

Sumiyati (65), seorang perajin kue balok Pandeglang mengaku dirinya memproduksi penganan kue balok itu sudah puluhan tahun dan hingga kini masih bertahan, karena banyak warga maupun wisatawan yang datang kesini.

Saat ini, dirinya memproduksi kue balok itu hingga menghabiskan sebanyak 50 kilogram singkong, bahkan akhir pekan mencapai 100 kilogram.
Sebab, banyak pembeli itu wisatawan dari Jakarta dan Jawa Barat sambil minum air jahe.

"Kami membuka warung kue balok Pandeglang itu di jalan raya Menes-Labuan," katanya.
Sementara itu, Dini (35) warga Jakarta mengaku bahwa dirinya bersama anggota keluarga setelah mengunjungi wisata Pantai Tanjung Lesung selalu mengkonsumsi kue balok Pandeglang.

Makanan kue balok itu sangat nikmat dan cepat kencang,terlebih sambil minum air jahe atau bandrek,sehingga badan terasa sehat dan hangat.

"Kami bersama keluarga membeli kue balok itu sebesar Rp200 ribu dan bisa membawa oleh-oleh ke rumah," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020