Penanaman padi pada ribuan hektare areal persawahan di Kabupaten Lebak, Banten tertunda  akibat terhalang keyakinan adat setempat, yakni pada bulan Syawal (setelah Idul Fitri) tidak boleh menanam.

"Meski curah hujan di daerah itu cenderung meningkat kami tidak boleh malakukan penanaman padi. Kami memperkirakan gerakan percepatan tanam di sini dilaksanakan pertengahan Juli mendatang," kata Ketua Kelompok Tani Suka Bungah Desa Tambak Kabupaten Lebak Ruhyana di Lebak, Kamis.

Penundaan tanam padi tersebut tentu berdampak terhadap produksi pangan juga peningkatan ekonomi petani.

Semestinya, petani di sini sejak awal Juni 2020 sudah melaksanakan gerakan percepatan tanam padi, namun, mereka belum bisa menggarap lahan pertanian pangan akibat terhalang keyakinan adat masyarakat setempat.

"Petani tidak boleh tanam padi pada bulan Syawal (setelah Lebaran), karena panenanya dipastikan bulan Safar. Jika panen bulan Safar maka bisa menimbulkan malapetaka bagi petani tersambar petir di tengah sawah," kata Rukyana yang memiliki 100 anggota petani itu.

Menurut dia, lahan pertanian di wilayahnya  menjadikan andalan lumbung pangan di Kabupaten Lebak karena  mampu memasok beras untuk konsumsi masyarakat hingga 50 ton/bulan.

Produksi beras petani juga ditampung oleh pihak ketiga untuk program sembako yang digulirkan pemerintah untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Saat ini, kata dia, petani lebih banyak melakukan aktivitas di rumah akibat terhalang keyakinan adat tersebut.

"Kita tetap melestarikan budaya dari nenek moyang itu dengan tertundanya tanam," katanya.

Begitu juga Samian, seorang petani Sajira mengaku bahwa dirinya belum melaksanakan gerakan percepatan tanam karena menunggu kepastian "sesepuh" atau tokoh adat.

Mereka petani di sini sangat meyakini "sesepuh" adat untuk menghindari melapetaka,termasuk bercocok tanam.

"Kami hingga kini belum pernah terserang hama maupun penyakit tanaman jika mentaati adat itu," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengintruksikan kepada petugas penyuluh lapang segera menyampaikan ke petani untuk melaksanakan gerakan percepatan tanam guna mendukung swasembada pangan di tengah pandemik COVID-19.

Gerakan percepatan tanam itu sehubungan curah hujan tinggi, sehingga petani di lahan "tadah hujan" atau sawah geluduk bisa terpenuhi ketersedian pasokan air.

Pemerintah daerah menargetkan angka tanam Juni 2020 seluas 3.000 hektare, namun hingga kini sudah terealisasi 20.000 hektare," katanya menjelaskan.

"Kami berharap petani bisa melaksanakan percepatan tanam," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020