Jumlah pengungsi korban banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, terus bertambah menjadi total 2.208 orang dari 1.185 kepala keluarga.

Kabag Humas Pemkab Konawe Utara Aminuddin ketika dihubungi dari Kendari, Senin mengatakan, para pengungsi tersebut tersebar di 18 desa dan satu kelurahan yang berada di enam kecamatan.

Di Kecamatan Andowia yaitu Desa Puusuli (90 kk), Desa Puuwonua (90 kk), Desa Laronanga (88 kk), Desa Labungga (90 kk), Desa Andowia (19 kk). Kecamatan Wiwirano yaitu Desa Pondoa (70kk), Desa Lamonae Utama (30 kk), Desa Padalere Utama98 kk), dan UPT TransPadalere (85 kk).

Kemudian Kecamatan Langgikima yaitu Desa Polora Indah (6 kk), Kecamatan Landawe yaitu Desa Tambakua (79 kk) dan Desa Landiwo (56 kk). Kecamatan Asera yaitu Desa Puuwanggudu (102 kk), Desa Alaa Wanggudu (62 kk), Desa Wanggudu Raya (76 kk), Desa Longeo Utama (88 kk), serta Kelurahan Asera (47 kk).

Banjir di Konawe Utara akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut 13-15 Juni 2020 sehingga mengakibatkan tiga sungai meluap, yaitu Sungai Lalindu, Sungai Landawe, dan Sungai Lasolo. Banjir itu mengakibatkan satu unit masjid di Desa Puuwanggudu terendam air.

Masih ada tiga desa yang terisolasi karena akses jalan terendam air cukup tinggi, yaitu Desa Tambakua (Kecamatan Landawe), serta Desa Sambandete dan Desa Puuhialu di Kecamatan Oheo.

Bupati Konawe Utara Ruksamin memberikan bantuan sembako, selimut, dan matras atau tikar kepada warganya yang terdampak banjir akibat tingginya intensitas hujan yang turun di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Bantuan itu diberikan kepada 88 kepala keluarga Desa Longeo dan 47 kepala keluarga Kelurahan Asera (Kecamatan Asera), serta Desa Sambandete (Kecamatan Oheo). Sebelumnya pada Sabtu (20/6), Bupati Ruksamin juga memberikan bantuan yang sama kepada warga terdampak banjir Desa Puusuli dan Desa Puuwonua (Kecamatan Andowia) serta Desa Puuwanggadu (Kecamatan Asera).

Usai menyerahkan bantuan kepada warga terdampak banjir, Bupati Ruksamin beserta rombongan melakukan peninjauan di Desa Sambandate, Kecamatan Oheo, bahkan Ruksamin sempat membantu beberapa warga yang hendak menyeberang menggunakan rakit.

Sementara itu Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi mengatakan, hingga Senin pukul 11.30 Wita, mengingat ketinggian air mulai surut hingga kurang dari satu meter dan tidak ada masyarakat yang memerlukan bantuan evakuasi, maka operasi SAR terhadap bencana banjir di Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera, dinyatakan ditutup.

"Operasi SAR akan dilanjutkan dengan pemantauan di daerah kecamatan tersebut dan akan dibuka kembali jika kondisi di lapangan memerlukan bantuan evakuasi," kata Aris Sofingi.

Pewarta: Hernawan Wahyudono

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020