"Kami telah melakukan kerja sama dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk pemberdayaan dan pendampingan program-program Kemendes PDT yang dipadupadankan dengan pengabdian kampus," kata Yandri, di Kampus Untirta, Serang, Banten, Minggu.
Menurut dia, desa saat ini dapat menjadi ladang pengabdian, sekaligus bisa untuk mendapatkan penghasilan yang mungkin jauh lebih besar daripada di kota.
Baca juga: 3.000 desa di Indonesia disebut belum teraliri listrik
Oleh karena itu, pihaknya mengajak mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi agar tidak melulu melamar pekerjaan, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan potensi desa.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi agar tidak melulu melamar pekerjaan, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan potensi desa.
"IPK itu penting, tetapi jauh lebih penting bagaimana setelah diwisuda ladang pengabdian itu bukan hanya kita melamar kerja. Tetapi dapat membuka lapangan kerja, apalagi di desa juga ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," katanya.
Menurut Yandri, desa dapat dibuat desa wisata seperti agrowisata, yang dapat mendukung program dari Presiden Prabowo Subianto mengenai makan bergizi gratis yang memerlukan kebutuhan bahan baku pangan yang cukup besar.
Baca juga: Tas dan klakat bambu dari Desa Kadugenep diharapkan bisa diekspor
Ia mengatakan implementasi pemberdayaan dan pendampingan program-program Kemendes PDT akan diterapkan melalui program kuliah kerja nyata (KKN), dan setelah mereka lulus kuliah maka bisa menyambungkan kepada pihak ketiga untuk terus dikembangkan.
"Jadi, jangan takut modal yang terpenting kemauan, kemudian mempunyai kemampuan dan keinginan turun ke desa dipertebal jangan ada keraguan, malu, dan minder," katanya.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki lebih dari 75 ribu desa dengan 73 persen penduduknya berada di desa. Hal ini menjadi pemicu untuk terus membangun potensi desa.
"Kami tadi mengajak kepada semua wisudawan untuk kembali ke desa. Jangan sampai Indonesia seperti Jepang hari ini yang menimbulkan gejolak sosial yang luar biasa, karena arus urbanisasi tidak bisa distop. Sehingga desa menjadi sepi karena orang berhimpitan hidup di kota," katanya.
Baca juga: Mendes dorong kualitas sapu lidi di Serang ditingkatkan