"Kader desa memiliki akses langsung ke masyarakat, sehingga mereka sangat strategis dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah stunting," ujarnya.
Baca juga: 53.132 keluarga di Kota Tangerang masuk kategori berisiko stunting
Baca juga: 53.132 keluarga di Kota Tangerang masuk kategori berisiko stunting
Dalam kegiatan ini, para kader mendapatkan pelatihan mengenai penyebab stunting, tanda-tanda stunting, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan tentang keamanan pangan, yang merupakan salah satu faktor penting dalam mencegah stunting.
"Kader desa memiliki peran yang sangat krusial dalam upaya pencegahan stunting. Mereka adalah ujung tombak dalam memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan keamanan pangan kepada masyarakat," katanya.
Dengan pengetahuan yang cukup, mereka dapat membantu keluarga-keluarga di desa untuk memberikan makanan bergizi bagi anak-anaknya.
Baca juga: Pemkab Lebak siapkan Generasi Emas 2045 dengan cegah stunting
Baca juga: Pemkab Lebak siapkan Generasi Emas 2045 dengan cegah stunting
Ia juga menyampaikan bahwa stunting merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Melalui kegiatan ini, kami berharap para kader mampu mengedukasi warga sekitar untuk waspada terhadap pangan yang tidak sehat, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam upaya menurunkan angka stunting di Provinsi Banten," ujarnya.
Sebagai informasi prevalensi stunting di Kota Serang pada 2023 tercatat 22,3 persen, sedangkan upaya penurunan prevalensi pada 2024 sedang berjalan dengan hasilnya akan keluar pada Desember mendatang.
Baca juga: Turunkan stunting, Diskominfosatik Kabupaten Serang gandeng KIM
Baca juga: Turunkan stunting, Diskominfosatik Kabupaten Serang gandeng KIM