Tangerang (Antara News) - Proyek jalan tol Serpong-Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten membebaskan lahan seluas 4.371, 3 hektare yang tersebar pada 31 desa.
"Untuk lahan di Kecamatan Panongan ada empat desa terdampak jalan tol dengan luas 338 bidang ," kata Camat Panongan Prima Saras Puspa di Tangerang, Rabu.
Prima mengatakan desa terdampak tersebut adalah Desa Rancaiyuh, Ranca Kelapa, Serdang Kulon serta Desa Mekar Karya.
Dia mengatakan telah melakukan sosialisasi bersama aparat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahanan Rakyat (KemenPU-PR), Kejaksaan Agung, Polri, BPN dan instansi terkait lainnya kepada pemilik lahan.
Sosialisasi serupa juga dilakukan di Kecamatan Jambe, Balaraja, Cisauk maupun di Cisoka kepada warga pemilik lahan terdampak jalan tol.
Pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja ditargetkan rampung tahun 2019 dan saat ini sosialisasi secara gencar dilakukan karena arus lalu lintas pada tol Jakarta-Merak sudah dianggap padat.
Bagi warga yang memiliki tanah dan terkena proyek tersebut mendapatkan ganti rugi yang wajar dan proposional sesuai nilai jual obyek pajak (NJOP) setempat.
Sedangkan proyek tersebut sepanjang 31 km juga membangun sebanyak 14 jembatan penyeberangan orang (JPO), jalan layang, jalan bawah tanah serta jembatan.
Dalam proyek itu melalui beberapa tahapan seperti perencanaan dan langkah selanjutknya adalah pembuatan dokumen oleh aparat KemenPU-PR.
Tahapan seterusnya yakni persiapan dengan langkah izin penetapan lokasi yang disahkan oleh Gubernur Banten.
Namun untuk tahapan lain adalah pendataan awal mengenai lahan yang terkena jalan tol dan dilakukan konsultasi publik.
Proyek jalan itu menghubungkan tol TB Simatupang- BSD juga membebaskan lahan di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan seluas 167 hektare.