Serang (Antara News) - Provinsi Banten pada September 2015 mengalami deflasi -0,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya dipicu oleh turunnya harga daging ayam ras, bawang merah, minyak goreng dan cabe merah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Mashuri di Serang, Senin, mengatakan pada September terjadi penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar -1,48 persen antara lain daging ayam ras, minyak goreng dan bawang merah, sementara itu kelompok lain mengalami kenaikan indeks.
Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sebesar 127,83 pada bulan Agustus 2015 menjadi 127,73 pada bulan September 2015 itu terjadi deflasi dengan angka relatif kecil, karena kelompok lain justru naik yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,43 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,09 persen; sandang 0,48 persen; kesehatan 0,75 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,65 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,10 persen.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi menyebutkan beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga yang cukup tinggi selama bulan September 2015 antara lain daun bawang, tomat buah, bawang merah, daging ayam ras, ayam hidup dan cabe rawit. Sementara komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain pakaian olah raga pria, kelapa, buncis, sawi putih dan kue basah.
Pada kelompok bahan makanan, dari 109 komoditi, 105 diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 53 komoditi, sedangkan 52 komoditi mengalami penurunan harga. Komoditi yang dominan memberikan andil deflasi yang cukup besar antara lain daging ayam ras sebesar -0,2102 persen, bawang merah -0,0552 persen, minyak goreng -0,0292 persen, jengkol -0,0231 persen dan cabe merah -0,0204 persen.
"Komoditi yang dominan memberikan andil inflasi adalah pada komoditi makanan ringan/snack 0,0202 persen, kue basah 0,0183 persen, dan air kemasan sebesar 0,0130 persen.
Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0171 persen, dimana kontribusi terbesar disumbangkan oleh kenaikan sewa rumah sebesar 0,0180 persen, Semen dengan andil 0,0032 persen dan batu bata dengan andil 0,0028 persen.
Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok Sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0108 persen, seragam sekolah anak 0,0098 persen dan kemeja pendek katun pria sebesar 0,0014 persen.
Suhaimi juga menyebutkan komoditi yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok kesehatan di antaranya adalah bedak sebesar 0,0092 persen, obat dengan resep sebesar 0,0091 persen, dan hand body lotion sebesar 0,0071 persen.
Pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, ia mengatakan secara keseluruhan memberikan andil sebesar 0,0556 persen. Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah pakaian olahraga pria sebesar 0,0119 persen, surat kabar harian sebesar 0,0077 persen dan buku pelajaran SD
sebesar 0,0067 persen.
Suhaimi juga menyebutkan pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan, komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu tarip angkutan udara sebesar 0,0146 persen, mobil sebesar 0,0115 persen, dan sepeda motor dengan andil sebesar 0,0016 persen.
