Tangerang (Antara News) - Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Universitas Teknologi Sydney (UTS) menyelenggarakan pameran hasil karya batik Indonesia di kampus UMN Serpong, Kota Tangerang.
"Batik yang dipamerkan merupakan kreasi mahasiswa setelah sebelumnya dilakukan survei kepada masyarakat," kata Dr Alexandre Crosby, pengajar bidang desain UTS, di Tangerang, Senin.
Alexandre didampingi Ratna Cahaya, koordinator kegiatan ini, mengatakan, sebanyak 20 mahasiswa di bidang fashion dan teknologi UTS ikut bergabung dalam penyelenggaraan "Project Work 2014" sejak 7 Juli sampai dengan 22 Juli 2014.
Ratna mengatakan, dalam kegiatan tersebut kedua perguruan tinggi berkolaborasi dalam empat kelompok, masing-masing 5 mahasiswa UTS dan 3 mahasiswa UMN untuk membuat karya terbaik mereka.
"Para mahasiswa ini mengumpulkan data dari situs batik, galeri, museum, dan diskusi dengan pakar desain, mahasiswa, kemudian merefleksikan pengetahuan yang mereka peroleh dalam bentuk karya yang beragam seperti fotografi, Instalasi, fashion, produk, dan nirmana," kata Ratna.
Ratna mengatakan, "project work 2014" merupakan rangkaian program "global studio 2014" sejak 7 Juli 2014 melibatkan 20 peserta dari Fakultas Arsitektur dan Bangunan UTS dan 10 peserta dari Fakultas Seni dan Desain UMN.
Ratna mengatakan, mahasiswa kedua perguruan tinggi selama dua minggu banyak mengenal dan mempelajari budaya Indonesia, visual karakter seni Indonesia, dan visual batik nusantara hingga kegiatan melukis bemo di Karet Tengsin, Jakarta, pada Senin (14/7).
"Dari seluruh kegiatan, para mahasiswa kemudian merefleksikan pengetahuan yang didapat ke dalam bentuk karya seni yang dipamerkan dan dipresentasikan di hall kampus UMN," ujar Ratna.
Alexandre mengatakan, karya yang ditampilkan mengandung unsur budaya Indonesia yang menunjukkan batik merupakan budaya nusantara yang dibanggakan masyarakat Indonesia dan juga ingin diperkenalkan kepada dunia.
Alexandre mengatakan, karya mahasiswa selama belajar di Indonesia tidak tertutup untuk dikembangkan ke arah komersial di Sydney apabila memang ada yang berminat.
"Survei di kalangan masyarakat pada Jumat (hari batik) didata mengenai apa yang membuat mereka nyaman, warna, dan motif kemudian dituangkan dalam produk yang kini dipamerkan," kata Alexandre.