Washington (ANTARA) - Amerika Serikat "sangat prihatin" oleh laporan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah menembaki pengunjuk rasa dan terus menahan dan melecehkan demonstran dan lainnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dalam cuitan pada Sabtu.
"Kami mendukung rakyat Burma," cuit Price. Myanmar juga dikenal sebagai Burma.
Baca juga: Facebook kurangi distribusi konten dan profil dari militer Myanmar
Dua orang tewas di kota kedua Myanmar Mandalay pada Sabtu ketika polisi dan tentara menembak untuk membubarkan protes terhadap kudeta militer 1 Februari, hari paling berdarah dalam lebih dari dua minggu demonstrasi, kata pekerja darurat.
Pengambilalihan kekuasaan sipil oleh militer itu dikecam para pemimpin politik dunia, termasuk Paus Fransiskus dan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
Presiden AS Joe Biden menanggapi kudeta itu dengan mengatakan, tak diragukan lagi bahwa dalam demokrasi kekuatan militer tidak dapat membatalkan pemilihan umum.
Sumber: Reuters