Klub Amiens mengajukan gugatan hukum untuk menentang keputusan degradasi dari Ligue 1 setelah musim kompetisi dihentikan lebih awal karena pandemi COVID-19.

"Kami mendapati bahwa keputusan ini menentang keadilan olahraga. Keputusan ini merupakan hukuman dari liga, ini tidak adil," kata presiden klub Bernard Joannin seperti dikutip AFP yang dipantau di Jakarta, Selasa.

"Kami terpaksa berjuang, menuju pengadilan untuk berusaha membatalkan keputusan yang tidak adil ini," tambahnya.

Operator Liga Prancis pada bulan lalu memutuskan untuk menghentikan musim dengan sepuluh pertandingan tersisa akibat pandemi COVID-19.

Hal itu mereka lakukan setelah pemerintah Prancis tidak memberi izin dimainkannya pertandingan-pertandingan sebelum Agustus.

Dengan keputusan itu, Paris St Germain (PSG) dinobatkan sebagai juara sedangkan dua klub terbawah, Amiens dan Toulouse, didegradasi ke Ligue 2.

Di Ligue 2, Lorient dan Lens berhasil promosi ke strata tertinggi.

Amiens terpaut empat poin dari zona aman ketika kompetisi dihentikan, namun mereka semestinya masih akan menghadapi beberapa rival dalam perjuangan menghindari degradasi.

"Kami tidak menentang keputusan untuk menghentikan musim. Itu bukan tujuan sebenarnya persidangan ini. Itu akan menjadi hal yang sedikit kurang pantas," kata pengacara klub, Christophe Bertrand.

"Bagaimanapun, apa yang kami tentang adalah konsekuensi-konsekuensi dari keputusan yang telah diambil," imbuhnya.

Gugatan itu telah didaftarkan ke Pengadilan Administrasi Paris.

Amiens meyakini bahwa penambahan sementara jumlah klub yang tampil di Ligue 1 dari 20 menjadi 22 klub semestinya dipertimbangkan.

Lyon juga telah mengajukan gugatan hukum di mana presiden mereka Jean-Michel Aulas menentang keputusan liga, yang membuat klubnya menghuni peringkat ketujuh dan dipastikan gagal tampil di kompetisi Eropa musim depan.
 

Pewarta: A Rauf Andar Adipati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020