Nelayan di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terpukul akibat harga ikan anjlok padahal hasil tangkapan nelayan di daerah itu saat ini sedang melimpah.

"Kondisi saat ini harga ikan benar-benar turun sangat drastis jadi syukur-syukur kami nelayan saat ini masih bisa bertahan," kata salah seorang nelayan bubu, Harbaie di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, Rabu.

Menurut dia, kondisi harga ikan mulai menurun sejak merebaknya berita mengenai wabah virus corona atau COVID-19 dan daya beli masyarakat juga ikut menurun.

Harga ikan kakap merah turun dari Rp85 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogramnya, kemudian ikan kerapu sunu Rp55 ribu turun dari Rp100 ribu, kemudian penurunan juga diikuti ikan-ikan jenis ekspor lainnya.

"Turunnya mencapai setengah harga jadi bisa sekitar 50 persen dari harga normal hari-hari biasa," ujarnya.

Dikatakan dia, kondisi ini disebabkan para eksportir ikan sekarang ini membeli ikan dari nelayan setempat dengan harga yang rendah, akibat terhentinya ekspor ke negara tujuan seperti China dan Hong Kong akibat COVID-19.

Padahal saat ini kondisi tangkapan nelayan sedang berlimpah dan memasuki musim tangkapan sebab angin dan gelombang laut teduh.

"Kalau nelayan seperti kami patokannya perusahaan tersebutlah kalau perusahaan sudah membeli dengan harga rendah maka otomatis ke bawahnya juga ikut rendah," katanya.

Ia menjelaskan, beberapa perusahaan Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang beroperasi di daerah itu saat ini tidak melakukan ekspor ikan sehingga stok ikan tersebut sementara disimpan di lemari pendingin.

Dirinya mengkhawatirkan, jika sewaktu-waktu lemari pendingin ikan yang dimiliki perusahaan daerah itu kapasitasnya penuh sehingga pengusaha tidak lagi membeli ikan dari nelayan setempat.

"Namun kami memilih tetap melaut selama ikan masih ada dan juga saya sampaikan ke teman-teman nelayan lainnya agar mereka tetap melaut," katanya.
 

Pewarta: Kasmono

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020