Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mewaspadai debit Sungai Ciberang sehubungan curah hujan Sabtu (21/3) sore hingga malam meningkat.

"Kami minta masyarakat yang berada di tepi sungai agar meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Banten, Minggu.

BPBD Lebak hingga kini tetap memberlakukan kewaspadaan banjir dan longsor karena curah hujan sampai akhir Maret 2020 cenderung meningkat.

Saat ini, debit Sungai Ciberang meningkat hingga mencapai 250 centimeter dengan debit air 420 M3 per detik dibandingkan sehari  sebelumnya relatif normal.

Namun, beruntung sepanjang Minggu (22/3) dari pagi hingga malam wilayah Kabupaten Lebak tidak dilanda hujan kembali.

Kondisi demikian, debit air Sungai Ciberang tidak meluap ke pemukiman masyarakat yang tinggal di tepi bantaran sungai.

"Meski debit Sungai Ciberang itu tidak meluap, namun petugas kebencanaan dan relawan tangguh di Posko Utama tetap meningkatkan kewaspadaan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, banjir dan longsor di Kabupaten Lebak kerapkali terjadi jika curah hujan tinggi karena terdapat perbukitan dan pegunungan serta daerah aliran sungai.

Bencana alam pada awal tahun 2020 terjadi di Kabupaten Lebak dilanda banjir bandang dan longsor hingga mengakibatkan sembilan warga meninggal dunia juga ribuan orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Selain itu juga puluhan sarana jembatan, sekolah, pesantren hingga ratusan rumah hanyut dan rusak berat.

Oleh karena itu, BPBD Lebak terus mengoptimalkan peringatan imbauan waspada jika curah hujan meningkat untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material.

"Kami saat ini menyebarkan petugas kebencanaan dan relawan tangguh untuk melakukan pemantauan dan pengecekan debit sungai," katanya.


 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020