Pemerintah Kabupaten Lebak menargetkan tahun 2022 semua kelompok tani di daerah ini menggunakan peralatan traktor untuk melaksanakan percepatan tanam sehingga dapat mendukung swasembada pangan.

"Kita mengapresiasi sebagian besar kelompok tani di sini sudah menggunakan traktor dan meninggalkan kebiasaan ternak bajak kerbau," kata Kepala Bidang Sarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Nana Mulyana di Lebak, Selasa.

Selama ini, petani yang menggarap lahan pertanian padi sudah tidak menggunakan bajak dengan kerbau.

Sebagian besar petani Kabupaten Lebak sudah menggunakan peralatan traktor sekitar 3.500 unit dari jumlah 167 kelompok tani di 28 kecamatan.

Dari 3.500 unit peralatan traktor itu sebanyak 2.500 unit dari bantuan Kementerian Pertanian dan sisanya sebanyak 1.000 unit swadaya petani.

Untuk kebutuhan peralatan traktor di Kabupaten Lebak idealnya dibutuhkan sebanyak 4.750 unit dengan lahan baku seluas 47.000 hektare.

"Kami menargetkan kekurangan traktor sebanyak 1.250 unit bisa terealisasi hingga tahun 2022 dan setiap tahunnya diusulkan bantuan melalui program Kementerian Pertanian, Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah juga siap menerjunkan pasukan "Brigade Alsintan" untuk membantu kelompok tani yang membutuhkan penggunaan traktor,termasuk pompa air jika terjadi kemarau panjang.

Sebab, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak memiliki traktor dan pompa hingga puluhan unit untuk membantu petani yang membutuhkan alat tersebut.

Penggunaan peralatan traktor tersebut dapat mempercepat produksi pangan dan bisa dijadwalkan pada musim panen secara bersamaan sehingga mampu menyumbangkan ketahanan pangan nasional.

Pekerjaan yang menggunakan traktor lebih cepat karena dari lahan seluas satu hektare bisa dikerjakan selama dua hari, sedangkan jika memakai peralatan manual cangkul maupun bajak ternak kerbau bisa rampung hingga tiga pekan ke depan.

Oleh karena itu, pihaknya meminta petani agar menggunakan traktor sehingga dapat menguntungkan pendapatan ekonomi mereka.

Bahkan, ironisnya, petani Kecamatan Cibeber yang masih kuat terhadap pertanian tradisional, namun kini sudah menggunakan traktor.

"Kami mendorong semua petani ke depan menggunakan alsintan traktor dan tidak lagi dicangkul atau dibajak ternak kerbau," katanya menjelaskan.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020