Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat  menyiapkan ruang isolasi tambahan selain yang berada di dua rumah sakit rujukan sebagai antisipasi apabila kebutuhan daya tampung pasien suspect virus corona meningkat.

Wakil wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut ada lima tempat tidur ruang isolasi tambahan yang disiapkan di dua rumah sakit milik Pemkot. Dua rumah sakit itu di antaranya adalah RSUD Kota Bandung dan RSKIA Kota Bandung.

"Ini menunjukkan bahwa Kota Bandung siap dan waspada untuk penyebaran COVID-19. Tapi kita semua berdoa semoga yang kita siapkan ini tidak perlu digunakan, artinya tidak ada yang terpapar," kata Yana saat kegiatan simulasi penanganan COVID-19 di RSKIA Kota Bandung, Jumat.

Saat ini Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan dua rumah sakit rujukan untuk penanganan COVID-19 di wilayah Kota Bandung yaitu RSUP Hasan Sadikin Bandung dan RS Paru Rotinsulu. Kapasitas di dua rumah sakit itu masing-masing 5 tempat tidur dan 8 tempat tidur.

"Kalau ternyata yang 13 (tempat tidur) rujukan itu overload, kita harus siap," kata Yana.

Selain itu, pihaknya juga terus bersiaga terkait COVID-19 dengan menggelar simulasi untuk para petugas kesehatan di 35 rumah sakit se-Kota Bandung di RSKIA Kota Bandung.

Simulasi ini diikuti oleh hampir 100 orang peserta yang berasal dari 35 rumah sakit se-Kota Bandung dan 8 puskesmas 24 jam di Kota Bandung. Mereka yang hadir adalah koordinator layanan medis dan koordinator layanan Unit Gawat Darurat.

Menurutnya, simulasi ini merupakan wujud kesiapan Pemkot Bandung dalam menghadapi COVID-19. Ia ingin seluruh fasilitas kesehatan mengetahui protokol yang tepat jika ada pasien terduga mengidap COVID-19 tiba di rumah sakit.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita menyatakan, simulasi ini mengacu kepada standar Kementerian Kesehatan.

Menurutnya ada banyak prasyarat yang harus dipenuhi, sejalan dengan SOP yang telah ditetapkan oleh kementerian. Hal ini menjadikan simulasi semacam ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Jawa Barat dalam rangka penanganan COVID-19.

"Tidak mudah kita melaksanakan ini, perlu banyak prosedur yang harus ditempuh. Mungkin di Jawa Barat baru kita yang mengadakan simulasi seperti ini," kata Rita.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020