Selebriti sekaligus penyiar radio, Bayu Oktara, menceritakan pengalamannya menggunakan produk tembakau yang dipanaskan, selama setahun terakhir karena pertimbangan kesehatan dan juga keluarga.
“Saya tanya-tanya dan infonya kalau produk tembakau yang dipanaskan ini tidak ada Tar dan lebih rendah risikonya. Karena, Tar itu yang memang bahaya kan,” ucap Bayu ketika dihubungi, Sabtu.
Bayu menjelaskan dia beralih ke produk tembakau yang dipanaskan setelah mencari informasi dan mendapatkan pengenalan mengenai produk tersebut. Pasalnya, produk ini baginya adalah solusi jitu yang dapat membuatnya beralih dan tidak merokok lagi.
“Alasannya beralih karena banyak pertimbangan. Pertama itu kesehatan,” kata Bayu ketika dihubungi.
Saat ini, informasi yang akurat dan hasil kajian ilmiah yang mendalam mengenai produk tembakau yang dipanaskan masih sangat minim di Indonesia. Banyak perokok dewasa yang belum memperoleh akses terhadap informasi tersebut, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa terdapat produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. Seharusnya, pemerintah, pemerhati kesehatan publik, dan pemangku kebijakan lainnya mensosialisasikan produk tersebut sehingga perokok dewasa memiliki pilihan untuk beralih.
Bagi Bayu, setelah ia beralih dari rokok ke produk tembakau yang dipanaskan, ia merasakan perubahan positif pada kondisi fisiknya, dibandingkan saat merokok.
Baca juga: Ahli: Zat Karbon monoksida dalam rokok ganggu penyaluran oksigen ke otak
Baca juga: Ingin berhenti merokok mungkin ini bisa jadi solusi
Baca juga: KPPPA dukung pemblokiran iklan rokok di internet, permintaan Menkes
“Produk tembakau yang dipanaskan ini sangat membantu. Kalau bangun pagi sekarang enggak sakit lagi tenggorokannya. Apalagi kan saya siaran pagi, jadi lebih enak,” kata pemeran Gusti dalam sitcom Office Boy.
Selain itu, menurut Bayu, pemakaian dari produk tembakau yang dipanaskan tidak meninggalkan bau pada tangan maupun pakaian. Menurutnya, produk ini tidak mengganggu orang lain di sekitarnya karena tidak menghasilkan asap seperti rokok, melainkan aerosol atau uap.
“Bau rokok itu menganggu sih, karena baunya nempel pada baju dan badan. Saya aja kadang-kadang terganggu walaupun lagi enggak merokok. Tapi kalau yang produk ini enggak nempel baunya,” tegas dia.
Karena itulah, Bayu melanjutkan, keluarganya sangat mendukung dirinya menggunakan produk tembakau yang dipanaskan. “Istri senang-senang saja karena dia tidak terganggu. Kalau dulu terganggu karena bau ya,” ucapnya.
Selain Bayu, vlogger kecantikan dan selebgram, Star Irawan, juga sudah beralih memakai produk tembakau yang dipanaskan. “Aku ngerasain sendiri nafas lebih lega. Aku garis bawahin soal tar, karena zat kimia inilah yang paling berbahaya. Bukan buat kita aja, tapi juga orang di sekitar,” katanya beberapa waktu lalu.
Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment) pada 2018 lalu melaporkan produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-99 persen daripada rokok.
Hasil penelitian dari UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menunjukkan kesimpulan yang positif bagi produk tembakau yang dipanaskan. COT menyimpulkan bahwa produk tersebut mengurangi bahan kimia berbahaya sebesar 50 hingga 90 persen dibandingkan dengan asap rokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
“Saya tanya-tanya dan infonya kalau produk tembakau yang dipanaskan ini tidak ada Tar dan lebih rendah risikonya. Karena, Tar itu yang memang bahaya kan,” ucap Bayu ketika dihubungi, Sabtu.
Bayu menjelaskan dia beralih ke produk tembakau yang dipanaskan setelah mencari informasi dan mendapatkan pengenalan mengenai produk tersebut. Pasalnya, produk ini baginya adalah solusi jitu yang dapat membuatnya beralih dan tidak merokok lagi.
“Alasannya beralih karena banyak pertimbangan. Pertama itu kesehatan,” kata Bayu ketika dihubungi.
Saat ini, informasi yang akurat dan hasil kajian ilmiah yang mendalam mengenai produk tembakau yang dipanaskan masih sangat minim di Indonesia. Banyak perokok dewasa yang belum memperoleh akses terhadap informasi tersebut, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa terdapat produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. Seharusnya, pemerintah, pemerhati kesehatan publik, dan pemangku kebijakan lainnya mensosialisasikan produk tersebut sehingga perokok dewasa memiliki pilihan untuk beralih.
Bagi Bayu, setelah ia beralih dari rokok ke produk tembakau yang dipanaskan, ia merasakan perubahan positif pada kondisi fisiknya, dibandingkan saat merokok.
Baca juga: Ahli: Zat Karbon monoksida dalam rokok ganggu penyaluran oksigen ke otak
Baca juga: Ingin berhenti merokok mungkin ini bisa jadi solusi
Baca juga: KPPPA dukung pemblokiran iklan rokok di internet, permintaan Menkes
“Produk tembakau yang dipanaskan ini sangat membantu. Kalau bangun pagi sekarang enggak sakit lagi tenggorokannya. Apalagi kan saya siaran pagi, jadi lebih enak,” kata pemeran Gusti dalam sitcom Office Boy.
Selain itu, menurut Bayu, pemakaian dari produk tembakau yang dipanaskan tidak meninggalkan bau pada tangan maupun pakaian. Menurutnya, produk ini tidak mengganggu orang lain di sekitarnya karena tidak menghasilkan asap seperti rokok, melainkan aerosol atau uap.
“Bau rokok itu menganggu sih, karena baunya nempel pada baju dan badan. Saya aja kadang-kadang terganggu walaupun lagi enggak merokok. Tapi kalau yang produk ini enggak nempel baunya,” tegas dia.
Karena itulah, Bayu melanjutkan, keluarganya sangat mendukung dirinya menggunakan produk tembakau yang dipanaskan. “Istri senang-senang saja karena dia tidak terganggu. Kalau dulu terganggu karena bau ya,” ucapnya.
Selain Bayu, vlogger kecantikan dan selebgram, Star Irawan, juga sudah beralih memakai produk tembakau yang dipanaskan. “Aku ngerasain sendiri nafas lebih lega. Aku garis bawahin soal tar, karena zat kimia inilah yang paling berbahaya. Bukan buat kita aja, tapi juga orang di sekitar,” katanya beberapa waktu lalu.
Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment) pada 2018 lalu melaporkan produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-99 persen daripada rokok.
Hasil penelitian dari UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menunjukkan kesimpulan yang positif bagi produk tembakau yang dipanaskan. COT menyimpulkan bahwa produk tersebut mengurangi bahan kimia berbahaya sebesar 50 hingga 90 persen dibandingkan dengan asap rokok.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020