Nilai impor Banten pada Nopember 2019 mengalami kenaikan 0,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 879,31 juta dolar AS menjadi 883,16 juta dolar AS.
Penyebab naiknya nilai impor sebesar itu, karena naiknya impor migas 4,50 persen dari 283,35 juta dolar AS menjadi 296,10 juta dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Adhi Wiriana di Serang, Senin.
Sementara impor nonmigas mengalami penurunan 1,49 persen dari 595,96 juta dolar AS menjadi 587,06 juta dolar AS.
Peningkatan nilai impor migas, menutur Wiriana, utamanya akibat dari naiknya nilai impor untuk komoditi hasil minyak mengingat pada komoditi minyak mentah dan gas tidak terjadi transaksi impor pada Nopember 2019.
Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Nopember 2019 mengalami penurunan sebesar 24,30 persen, karena impor nonmigas yang turun 28,94 persen, bersamaan dengan nilai impor komoditi migas yang juga turun 13,04 persen.
Ia mengatakan peran impor komoditi nonmigas pada November 2019 masih sangat dominan yaitu 69,08 persen. "Selama tahun 2019 perannya tidak kurang dari 60 persen, kecuali April 2019", katanya.
Dibanding periode Januari - November 2018, impor Banten periode yang sama pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 16,71 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh impor komoditi nonmigas yang turun 16,31 persen, bersama-sama dengan komoditi migas yang juga mengalami penurunan impor sebesar 17,60 persen.
Ia menambahkan nilai impor nonmigas terbesar masih berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 211,07 juta dolar AS, disusul besi dan baja 87,19 juta dolar AS, dan gandum-ganduman sebesar 65,61 juta dolar AS.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada November 2019 adalah Australia dengan nilai impor sebesar 95,83 juta dolr AS, diikuti oleh Singapura dan Argentina, dengan impor masing-masing sebesar 64,21 juta dolar AS dan 55,38 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 163,61 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Penyebab naiknya nilai impor sebesar itu, karena naiknya impor migas 4,50 persen dari 283,35 juta dolar AS menjadi 296,10 juta dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Adhi Wiriana di Serang, Senin.
Sementara impor nonmigas mengalami penurunan 1,49 persen dari 595,96 juta dolar AS menjadi 587,06 juta dolar AS.
Peningkatan nilai impor migas, menutur Wiriana, utamanya akibat dari naiknya nilai impor untuk komoditi hasil minyak mengingat pada komoditi minyak mentah dan gas tidak terjadi transaksi impor pada Nopember 2019.
Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Nopember 2019 mengalami penurunan sebesar 24,30 persen, karena impor nonmigas yang turun 28,94 persen, bersamaan dengan nilai impor komoditi migas yang juga turun 13,04 persen.
Ia mengatakan peran impor komoditi nonmigas pada November 2019 masih sangat dominan yaitu 69,08 persen. "Selama tahun 2019 perannya tidak kurang dari 60 persen, kecuali April 2019", katanya.
Dibanding periode Januari - November 2018, impor Banten periode yang sama pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 16,71 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh impor komoditi nonmigas yang turun 16,31 persen, bersama-sama dengan komoditi migas yang juga mengalami penurunan impor sebesar 17,60 persen.
Ia menambahkan nilai impor nonmigas terbesar masih berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 211,07 juta dolar AS, disusul besi dan baja 87,19 juta dolar AS, dan gandum-ganduman sebesar 65,61 juta dolar AS.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada November 2019 adalah Australia dengan nilai impor sebesar 95,83 juta dolr AS, diikuti oleh Singapura dan Argentina, dengan impor masing-masing sebesar 64,21 juta dolar AS dan 55,38 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 163,61 juta dolar AS.
Editor : Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020