Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sampang, Jawa Timur, Agus Mulyadi, menyatakan, sebanyak 252 warga terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama 2019.

"Dari jumlah itu, satu di antaranya meninggal dunia," kata Agus di Sampang, Madura, Kamis.

Jumlah warga Sampang yang terserang DBD selama 2019 ini, katanya, meningkat dibanding Tahun 2018. Pada 2018 jumlah warga Sampang yang terdata menderita DBD sebanyak 212 orang.

"Jadi bertambah sebanyak 40 orang dibanding 2018," kata Agus.

Menurut dia, meski jumlah warga yang menderita DBD meningkat pada 2019, korban meninggal dunia akibat jenis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk itu lebih banyak pada 2018.

"Kalau pada tahun 2019 kemarin jumlah korban meninggal dunia akibat DBD ini satu orang, pada tahun 2018 sebanyak dua orang meninggal dunia," katanya.

Dengan demikian, ujar Agus, dari segi jumlah, warga Sampang yang terserang DBD pada 2019 memang lebih banyak, tapi dari segi kualitas didasarkan pada korban yang meninggal dunia, lebih banyak Tahun 2018.

Plt Kepala Dinkes Sampang lebih lanjut menyatakan, potensi DBD Tahun 2020 ini juga bisa meningkat apabila tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Hal ini terbukti sudah ada warga yang positif menderita penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut, dan salah satunya adalah putra Bupati Sampang, Daffa Dzikri Januar Junaidi.

Remaja berumur 13 tahun yang kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu terpaksa menjalani perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit di Surabaya.

"Dan Alhamdulillah saat ini kondisinya sudah membaik," kata Bupati Sampang Slamet Junaidi.

Kejadian ini, sambung dia, akan menjadi pelajaran bagi dirinya sendiri dan masyarakat Sampang agar lebih waspada dan senantiasa tetap menjaga kebersihan lingkungan.

Bupati juga mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara 3 M plus (menguras, mengubur, menutup, dan memakai obat antinyamuk).

Plt Kepala Dinkes Sampang Agus Mulyadi menjelaskan, penyakit DBD bisa menyerang siapa saja. Bahkan beberapa tahun lalu, mantan Bupati Noer Tjahja juga pernah terserang DBD saat tinggal di Pendopo Pemkab Sampang.

"Dulu waktu Pak Noer saat beliau masih tinggal pendopo juga terserang DBD, kalau penyakit DBD tidak hanya di rumah, bisa di sekolah ataupun ketika berlibur di luar," kata Agus.

Sementara itu, terkait imbauan Bupati Sampang Slamet Junaidi yang meminta agar dinkes segera bergerak cepat guna mengatasi DBD itu, Agus Mulyadi menyatakan, telah menginstruksikan kepada masing-masing kepala puskesmas untuk segera melakukan pengasapan di lingkungan warga yang diduga berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Kami juga mulai menggencarkan sosialisasi melalui media, baik media cetak, elektronik maupun media online, termasuk melalui media sosial," kata Agus.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020