Depo Bangunan membuka gerai baru kesembilan di Bandar Lampung Provinsi Lampung sebagai kota terpadat nomor tiga di Pulau Sumatera.
"Kami memilih Lampung untuk gerai baru karena merupakan gerbang utama ke Pulau Sumatera berjarak 165 kilometer dari Jakarta," kata pimpinan Depo Bangunan, Kam Kettin, di Jakarta, Senin.
Secara geografis, jelas Kam, kota ini memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.
Saat ini Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di Propinsi Lampung, seiring dengan kemajuan tersebut tentunya ke depannya pembangunan prasarana, properti maupun infrastruktur berkembang pesat," jelas Kam Kettin menjelaskan latar belakang membuka gerai di kota ini.
Sejalan dengan pembangunan yang berkembang dengan pesat, tentunya kebutuhan akan bahan bangunan banyak dibutuhkan.
Selain itu, menurut data dari Depo Bangunan Tangerang Selatan, tercatat kurang lebih 349 anggota yang berasal dari Lampung yang berbelanja ke gerai ini. Para anggota (member) itu terdiri dari perorangan ataupun instansi, seperti arsitek, kontraktor, pengembang real estate dan lainnya.
Depo Bangunan Bandar Lampung berdiri di atas lahan seluas 8.200 meter persegi dengan kapasitas parkir 80 mobil berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, dekat dengan pusat kota Bandar Lampung.
Kam juga menjelaskan Depo Bangunan juga memperkenalkan cara berbelanja bahan bangunan dengan konsep one stop shopping.
"Konsumen dapat berbelanja berbagai kebutuhan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga dalam satu atap, lengkap, nyaman. Karena tujuan membangun Depo Bangunan adalah untuk memberikan produk berkualitas dengan harga yang bersaing," ujarnya.
Perkembangan dunia properti dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini terjadi seiring pertumbuhan ekonomi dan rasio perkembangan jumlah penduduk di Indonesia. Pembangunan juga terus berkembang dan tersebar dimana-mana bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah di nusantara.
Demikian halnya dengan perkembangan infrastruktur. Inilah yang menandakan bahwa kebutuhan akan bahan bangunan berjalan paralel dengan proses pembangunan tersebut.
Menurut data dari REI ( Real Estate Indonesia ) kebutuhan akan rumah di Indonesia dalam satu tahun sekitar 700 ribu rumah, sedangkan kesanggupan untuk membangun hanya 20 persen dari total kebutuhan dan sisanya dibangun oleh pribadi-pribadi atau sekelompok orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami memilih Lampung untuk gerai baru karena merupakan gerbang utama ke Pulau Sumatera berjarak 165 kilometer dari Jakarta," kata pimpinan Depo Bangunan, Kam Kettin, di Jakarta, Senin.
Secara geografis, jelas Kam, kota ini memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.
Saat ini Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di Propinsi Lampung, seiring dengan kemajuan tersebut tentunya ke depannya pembangunan prasarana, properti maupun infrastruktur berkembang pesat," jelas Kam Kettin menjelaskan latar belakang membuka gerai di kota ini.
Sejalan dengan pembangunan yang berkembang dengan pesat, tentunya kebutuhan akan bahan bangunan banyak dibutuhkan.
Selain itu, menurut data dari Depo Bangunan Tangerang Selatan, tercatat kurang lebih 349 anggota yang berasal dari Lampung yang berbelanja ke gerai ini. Para anggota (member) itu terdiri dari perorangan ataupun instansi, seperti arsitek, kontraktor, pengembang real estate dan lainnya.
Depo Bangunan Bandar Lampung berdiri di atas lahan seluas 8.200 meter persegi dengan kapasitas parkir 80 mobil berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, dekat dengan pusat kota Bandar Lampung.
Kam juga menjelaskan Depo Bangunan juga memperkenalkan cara berbelanja bahan bangunan dengan konsep one stop shopping.
"Konsumen dapat berbelanja berbagai kebutuhan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga dalam satu atap, lengkap, nyaman. Karena tujuan membangun Depo Bangunan adalah untuk memberikan produk berkualitas dengan harga yang bersaing," ujarnya.
Perkembangan dunia properti dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini terjadi seiring pertumbuhan ekonomi dan rasio perkembangan jumlah penduduk di Indonesia. Pembangunan juga terus berkembang dan tersebar dimana-mana bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah di nusantara.
Demikian halnya dengan perkembangan infrastruktur. Inilah yang menandakan bahwa kebutuhan akan bahan bangunan berjalan paralel dengan proses pembangunan tersebut.
Menurut data dari REI ( Real Estate Indonesia ) kebutuhan akan rumah di Indonesia dalam satu tahun sekitar 700 ribu rumah, sedangkan kesanggupan untuk membangun hanya 20 persen dari total kebutuhan dan sisanya dibangun oleh pribadi-pribadi atau sekelompok orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019