Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat bahwa pada periode Januari hingga November 2019, ada sebanyak 201 kejadian bencana melanda Kota Malang, Jawa Timur.
Analis Bencana BPBD Kota Malang, Mahfuzi mengatakan bahwa ada kenaikan kejadian bencana kurang lebih mencapai empat persen, jika dibandingkan dengan 2018. Pada periode Januari hingga November 2018 tercatat sebanyak 193 kejadian bencana, sementara pada 2019 sebanyak 201 kejadian.
"Ada kenaikan sedikit, yang paling terasa adalah kebakaran, genangan air, dan angin kencang," ujar Mahfuzi di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.
Mahfuzi menjelaskan, pada periode Januari hingga November 2019, pihaknya mencatat ada 42 kejadian tanah longsor, bencana banjir sebanyak 12 kejadian, 86 kejadian kebakaran, dan angin kencang sebanyak 22 kasus.
Sementara pada 2018 dengan periode yang sama, kejadian tanah longsor tercatat sebanyak 45 kasus, bencana banjir lima kasus, kebakaran 68 kejadian, dan angin kencang sebanyak sembilan kasus.
Sementara kejadian pohon tumbang pada 2019 tercatat 20 kasus, atau turun jika dibanding 2018 yang sebanyak 46 kasus. Untuk gempa bumi tercatat sebanyak dua kali, dan kejadian non alam sebanyak 17 kali.
"Jika kita perhatikan, bencana hidrometeorologi menjadi yang teratas. Seperti tanah longsor, banjir, hingga angin kencang. Ini harus menjadi perhatian kita bersama," kata Mahfuzi.
Pusdalops BPBD Kota Malang mencatat, hingga November 2019, kerugian yang disebabkan bencana mencapai Rp10,79 miliar, atau naik 62 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,65 miliar.
Khusus pada November 2019, di Kota Malang terjadi satu bencana tanah longsor, dua kasus banjir, enam kasus kebakaran, lima kasus angin kencang, dua kasus pohon tumbang, dan satu kejadian non alam.
Pihak BPBD Kota Malang terus berupaya memberikan pemahaman dan informasi kebencanaan kepada seluruh unsur masyarakat, yang diharapkan mampu memberi dasar mitigasi untuk menekan risiko bencana.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019