Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meluncurkan program Kotaku atau Kota Tanpa Kumuh di wilayah terdampak stunami tahun lalu yakni di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang. 

Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Teluk, Kecamatan Labuan Ujang Suminta mengungkapkan jika program Kotaku memberikan perubahan yang signifikan di desanya.

"Awalnya wilayah kami ini kumuh sehingga tidak indah dipandang, sekarang berubah menjadi bersih dan rapi," ungkap Ujang Suminta ditemui saat Bupati Pandeglang Irna Narulita meninjau progres pembangunan program Kotaku, Sabtu (09/11).

Pasca terjadinya tsunami tahun lalu, menjadikan lingkungan di Desa Teluk terlihat kumuh. Namun dengan adanya program inovatif desa dan diluncurkannya program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini desa tersebut berubah wajah sebagai lokasi wisata kuliner yang refensentatif dengan panorama laut di sore dan malam hari.  

Dikatakan Ujang,  masyarakat di tiga kampung ini sangat mendukung sekali program Kotaku, karena merupakan program yang diinginkan oleh masyarakat.

"Dari anggaran yang diberikan, dibuat beberapa kegiatan yaitu Jalan Lingkungan, Drainase, sarana air bersih dan IPAL, kita telah membangun kampung mandiri," katanya. 

Ia menjelaskan melalui program kotaku, ada tiga kampung yang telah dibangun, yakni Pasir Tanjung, Kampung Perikanan dan Kampung Nelayan.

"Kenapa ditiga kampung itu, karena ada survey sehingga terdapat base line," katanya.

Ketua fasilitator Kabupaten pandeglang program Kotaku Rifki Rahdiansyah mengatakan, anggaran yang diluncurkan untuk program Kotaku tahun ini kurang lebih Rp2 miliar untuk dua Desa di Kecamatan Labuan, yaitu Desa Teluk dan Cigondang.

"Alasan menunjuk dua desa tersebut karena mengacu kepada SK Bupati pada tahun 2015, bahwa ada dua desa yang termasuk kumuh diwilayah Kecamatan Labuan," kata Rifki.

Rifki menjelaskan, program Kotaku tahun ini merupakan skala lingkungan, lebih dari itu dirinya sedang merancang untuk skala kawasan.

"Sekarang sedang dalam perencanaan, nanti kita ajukan dalan skala kawasan untuk penataan kawasan labuan, satu diantaranya penataan pasar, spadan sungai, penataan pantai galau, dan pembuatan land mark yang akan menjadi destinasi wisata baru," tuturnya.

Terkait anggaran, kata Rifki, jika skala lingkugan Rp2 miliar, untuk skala kawasan akan lebih besar.

"Kemarin contoh yang sudah dibangun di Aceh tepatnya di Padang kurang lebih Rp21 Miliar, dan kita mengajukan diatas Rp30 miliar," ujarnya.

Bupati Pandeglang, Irna Narulita saat menunjau program Kotaku mengungkapkan jika program ini sangat tepat sekali difokuskan di wilayah yang dikategorikan wilayah kumuh.

"Kami apresiasi dukungan dari Pemerintah pusat, semoga ini akan terus berlanjut bagi daerah lainnya di Pandeglang yang terbilang kumuh, sehingga bisa tertata dengan rapi," ujarnya.
                       
Suasana di wilayah terdampak sekarang berubah menjadi bersih dan rapi





 

Pewarta: Deni Setiadi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019