Direktur Peningkatan Sarana dan Prasarana Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Agus Kuncoro mengatakan pembangunan jalan strategis diberikan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat di daerah tertinggal.
“Sebelum diberikan bantuan, masyarakat di daerah tertinggal cenderung mengalami kesulitan menuju lokasi produksi perkebunan atau ke lokasi pusat ekonomi lainnya. Sesudah ada bantuan jalan, bisa menambah pendapatan perkenomian masyarakat dalam mengolah hasil perkebunan tersebut atau dengan kata lain mengangkat desa tertinggal," ujar Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui peningkatan sarana dan prasarana, diharapkan mampu menciptakan konektivitas yang kuat. Tentunya, hal tersebut untuk menurunkan biaya logistik, memperkecil ketimpangan, serta meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat.
Menurut Agus, tidak semua jenis jalan dibantu pembangunannya oleh Ditjen PDT. Hanya jalan yang tidak berstatus jalan nasional, provinsi atau kabupaten (jalan nonstatus) yang dibantu pembangunannya. Kendati begitu, kualitas jalan yang dibangun tetap sesuai dengan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Target pembangunan berubah-ubah, menyesuaikan ketersediaan alokasi anggaran. Tahun Anggaran 2019 ada 19 paket pekerjaan dengan total 35 kilometer. Sedangkan tahun depan, akan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran," terang Agus.
Bantuan jalan tersebut sebagian besar di daerah Indonesia Timur dan Tengah. Seperti, Kabupaten Alor, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Ditjen PDT berharap setelah jalan dibangun, pemerintah daerah akan meningkatkan kualitasnya agar dampak bagi perekonomian semakin baik.
“Kalau kita evaluasi, awalnya jalan itu mungkin hanya dilewati 12 orang per harinya. Setelah diperbaiki, yang melewati jalan sudah ramai. Kendaraaan yang melewati juga menjadi beraneka ragam, bukan hanya motor saja,” tutur Agus Kuncoro.
Itulah sebabnya, lanjut dia, jalan itu sangat penting bagi warga daerah tertinggal. Apalagi sebagian daerah tertinggal menjadikan akses darat sebagai satu-satunya yang bisa digunakan untuk menghubungkan masyarakat menuju pusat-pusat sosial ekonomi.
Adanya bantuan itu dapat berguna dan bermanfaat bagi daerah tertinggal khususnya untuk mendukung produk unggulan, agar bisa dikembangkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pembangunan daerah tertinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
“Sebelum diberikan bantuan, masyarakat di daerah tertinggal cenderung mengalami kesulitan menuju lokasi produksi perkebunan atau ke lokasi pusat ekonomi lainnya. Sesudah ada bantuan jalan, bisa menambah pendapatan perkenomian masyarakat dalam mengolah hasil perkebunan tersebut atau dengan kata lain mengangkat desa tertinggal," ujar Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui peningkatan sarana dan prasarana, diharapkan mampu menciptakan konektivitas yang kuat. Tentunya, hal tersebut untuk menurunkan biaya logistik, memperkecil ketimpangan, serta meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat.
Menurut Agus, tidak semua jenis jalan dibantu pembangunannya oleh Ditjen PDT. Hanya jalan yang tidak berstatus jalan nasional, provinsi atau kabupaten (jalan nonstatus) yang dibantu pembangunannya. Kendati begitu, kualitas jalan yang dibangun tetap sesuai dengan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Target pembangunan berubah-ubah, menyesuaikan ketersediaan alokasi anggaran. Tahun Anggaran 2019 ada 19 paket pekerjaan dengan total 35 kilometer. Sedangkan tahun depan, akan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran," terang Agus.
Bantuan jalan tersebut sebagian besar di daerah Indonesia Timur dan Tengah. Seperti, Kabupaten Alor, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Ditjen PDT berharap setelah jalan dibangun, pemerintah daerah akan meningkatkan kualitasnya agar dampak bagi perekonomian semakin baik.
“Kalau kita evaluasi, awalnya jalan itu mungkin hanya dilewati 12 orang per harinya. Setelah diperbaiki, yang melewati jalan sudah ramai. Kendaraaan yang melewati juga menjadi beraneka ragam, bukan hanya motor saja,” tutur Agus Kuncoro.
Itulah sebabnya, lanjut dia, jalan itu sangat penting bagi warga daerah tertinggal. Apalagi sebagian daerah tertinggal menjadikan akses darat sebagai satu-satunya yang bisa digunakan untuk menghubungkan masyarakat menuju pusat-pusat sosial ekonomi.
Adanya bantuan itu dapat berguna dan bermanfaat bagi daerah tertinggal khususnya untuk mendukung produk unggulan, agar bisa dikembangkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pembangunan daerah tertinggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019