Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) setempat mencapai 100,08 pada triwulan ketiga 2019, yang berarti kondisi ekonomi konsumen mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kepada Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana di Jayapura, Rabu, mengatakan meningkatnya kondisi ekonomi konsumen utamanya disebabkan oleh meningkatnya komponen pendapatan rumah tangga kini, sedangkan komponen indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dan volume konsumsi barang atau jasa justru menurun.

"Nilai ITK Papua pada triwulan keempat 2019 diperkirakan sebesar 106,19, hal ini mengindikasikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan juga mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan pada triwulan ketiga 2019," jelasnya.

Menurut Eko, peningkatan tersebut diperkirakan terjadi di karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang, sedangkan perkiraan pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta atau hajatan oleh konsumen justru menurun.

"Peningkatan pendapatan rumah tangga kemungkinan karena adanya pembayaran gaji ke-13 kepada aparatur sipil negara," ujarnya.

Dia menerangkan sementara penurunan indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi, mungkinan disebabkan oleh terjadinya deflasi selama periode Juli hingga September terutama kelompok bahan makanan.

"Penurunan harga ini diakibatkan oleh adanya penurunan harga hasil pertanian karena panen yang melimpah seperti cabai rawit dan merah," sebutnya.

Dia menambahkan selain itu, terjadi penurunan volume konsumsi barang atau jasa masyarakat akibat adanya kerusuhan yang terjadi di pada sejumlah wilayah di Papua selama Agustus hingga September 2019.

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019