Organisasi Massa (Ormas) Laskar Merah Putih (LMP) menggelar Musyawarah Majelis Tinggi Dewan Pendiri (MTDP) di Balikpapan, Senin (3/11).

“Kami mengharapkan kehadiran Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian, Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadila,” kata Ketua Panitia Heryanto di Balikpapan, Sabtu.

MTDP yang juga disebut singkat munas (musyawarah nasional) tersebut digelar di salah satu hotel dan memasang agenda utama pemilihan Ketua Markas Besar (Mabes) LMP.

Mendagri Tito Karnavian dijadwalkan membuka munas. Aziz Syamsuddin dan Bahlil Lahadila menjadi pembicara dalam dialog yang digelar sesudahnya. Panitia juga mengharapkan kehadiran Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi.

Menurut Heryanto, calon kuat untuk menjadi Ketua Mabes LMP kini mengerucut kepada Arsyad Cannu, nama yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Harian LMP. Ketua Mabes menjabat selama 5 tahun.

Para peserta munas adalah perwakilan markas-markas daerah (mada), terutama ketua dan sekretaris. Terdaftar seluruh ketua dan sekretaris dari 34 mada dari seluruh Indonesia dimana LMP hadir.

Meski demikian, seperti diungkapkan Pelaksana Tugas Ketua LMP Markas Cabang (Macab) Balikpapan, Rona Fortuna pemilihan ketua mabes bukan oleh para ketua dan sekretaris mada tersebut, melainkan oleh musyawarah majelis tinggi dewan pendiri (MTDP) tersebut. MTDP saat ini beranggotakan 14 orang.

“Lima tahun lalu masih lengkap 22 orang para pendiri. 5 tahun kemudian tinggal 14 orang, dan bisa saja terus berkurang hingga 5 tahun ke depan,” kata Rona Fortuna yang di pemilu legislatif lalu turut mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPRD Balikpapan.

Karena itu, ujarnya munas kali ini juga menjadi kesempatan untuk mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga LMP hal pemilihan ketua mabes tersebut.

“Nanti akan ada perwakilan mada seluruh Indonesia mengajukan ke MTDP perubahan AD/ART tersebut,” kata Rona.

Laskar Merah Putih mulai terdengar kiprahnya secara nasional antara lain dalam upaya mereka mengawal dan memulangkan kembali model Manohara dari Kerajaan Kelantan, Malaysia. Pada tahun 2008 tersebut, Manohara yang menjadi istri dari Pangeran Kelantan, Tengku Muhammad Fakhry, berusaha kembali ke Tanah Air karena konflik rumah tangga, namun sedemikian rupa dihalang-halangi pihak kerajaan. Berbagai upaya dari LMP akhirnya bisa membantu Manohara pulang ke Tanah Air.

“Satu peran LMP memang seperti itu, memperjuangkan kehidupan dan hak-hak masyarakat Indonesia dan mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Ketua Harian Arsyad Cannu dalam kesempatan terpisah beberapa waktu lalu.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019