Suasana bazar buku Big Bad Wolf di Dome, Jalan Ruhui Rahayu Balikpapan yang dibuka Wali Kota Rizal Effendi Kamis (31/10/2019). (ANTARA/Novi Abdi)


Antrean panjang langsung mewarnai bazar buku Big Bad Wolf (BBW) di Dome, setelah Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menggunting pita tanda kegiatan dibuka, Kamis.

“Luar biasa antusiasme Balikpapan. Padahal jadwal resminya baru Jumat (1/11),” kataPresiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia Uli Silalahi di Balikpapan, Kamis.

Antrean pertama terjadi di depan pintu masuk Dome. Untuk beberapa lama, panitia terkesan membatasi jumlah pengunjung yang bisa masuk arena bazar. Baru setelah menjelang tengah hari, pengunjung bebas masuk dan menikmati pameran.

Pada hari pertama itu setidaknya sampai menjelang sore, kaum ibu dan anak-anak mendominasi pengunjung. Mereka memenuhi troli belanja dengan berbagai buku anak-anak.

“Benar-benar penuh trolinya, bukan sekadar kiasan,” kata Annisa, karyawan swasta yang datang bersama teman-temannya ke tempat bazar itu. Diskon buku 60-80 persen tidak mereka sia-siakan.

“Ini saya beli juga buat teman-teman yang pesan. Mereka gak sempat ke sini,” kata Memey, warga Balikpapan Baru.

Teman-temannya itu, kata dia, ada di grup percakapan, Whatsapp.

Memey memotret buku yang dimaksud untuk konfirmasi kepada kawannya yang pesan. Setelah dikonfirmasi ia kemudian memasukkan buku ke troli. Agar tidak tertukar, Memey memberi label setiap buku dengan nama pemesannya.

“Ini antrenya buat bayar segini panjang, mereka juga langsung keder,” katanya dengan tertawa.

Petugas bazar mengatur antrean warga yang mengular di antara meja-meja tempat buku dipajang. Antrean untuk bayar buku yang dibeli itu terjadi mulai dari kasir di bagian selatan ruangan, lalu melingkar-lingkar mengikuti gang-gang di antara meja-meja pajangan sampai depan pintu utama di utara.

“Kayaknya tiga jam ada saya antre tadi tu,” kata Memey yang datang ke tempat itu berdua dengan temannya.

Big Bad Wolf menyediakan 20 meja kasir untuk melayani pembayaran. Pengunjung boleh membayar secara kontan atau menggunakan kartu debit. Kartu atau "voucher" diskon yang dikeluarkan panitia juga terlihat banyak dimanfaatkan pengunjung.

Bazar buku internasional Big Bad Wolf berlangsung antara pukul 08.00 hingga tengah malam, selama 1-10 November. Panitia menyediakan hingga satu juta eksemplar buku dan memberi potongan harga antara 60-80 persen. Sebanyak satu juta buku yang disediakan panitia didatangkan dengan 10 kontainer ukuran 40 kaki. Buku-buku itu langsung dari Kuala Lumpur, tempat bazar pertama Big Bad Wolf pada 2009.

Balikpapan menjadi kota keenam tempat bazar Big Bad Wolf di Indonesia, setelah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan, dan bagian dari 30 kota di 15 negara.

“Saat bazar di Jakarta, pengunjung mencapai 1,2 juta orang dalam 10 hari penyelenggaraan,” kata Uli.

Ia menyebut Balikpapan yang penduduknya 750.000 orang, namun memiliki daya beli di atas rata-rata diharapkan bisa memberi kejutan.

“Apalagi penggemar buku dan penggemar baca juga ada di Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Penajam yang bakal jadi lokasi ibu kota negara yang baru,” katanya.
 
 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019