Kebakaran kapal tongkang TB EQUATOR 30* BG MNN 02  bermuatan kurang lebih 7.000 ton batu bara yang terjadi 8 Agustus lalu, di sekitar perairan Pulo Ampel Kabupaten Serang Banten, kini masih menyisakan kepulan asap yang mencemari udara disekitar lokasi.

Titin Kholawiyah, seorang warga pesisir di wilayah itu, Jumat,  berharap pihak - pihak terkait bisa sigap mengantisipasi dan melakukan penanganan kebakaran tongkang muatan batu bara yang berpotensi terjadi disekitar lokasi, karena kondisi ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi dam mengganggu kesehatan warga.

"Beberapa warga yang deket perairan salira memang mengeluhkan bau, Apalagi kalau angin dari arah laut," kata Titin.

Ia juga menyampaikan harapannya agar kejadian serupa yang sekiranya bisa merugikan dan berpotensi mengganggu kesehatan warga, bisa dijadikan pelajaran. Terlebih selama ini wilayah perairan Pulo Ampel menjadi area tambatan kapal tongkang batu bara, yang digunakan untuk memasok kebutuhan PLTU dan industri sekitar.

Petugas Polairud Polda Banten Kompol Lis Handaya yang melakukan patroli laut bersama anggota di dekat lokasi mengaku,  dampak dari kebakaran tongkang muatan batu bara memang masih dirasakan, pasalnya hingga saat ini, tumpukan batu bara yang terbakar beberapa waktu lalu masih mengeluarkan kepulan asap. Namun pihaknya memastikan, saat ini sudah tak ditemukan titik api pada tongkang bermuatan batu bara itu.

"Kalau apinya sudah tidak ada karena sejak kejadian sudah berhasil dipadamkan. Hanya sampai saat ini asap memang masih muncul dari sisa tumpukan batu bara yang terbakar ini," katanya.

Sementara itu, guna mencegah meluas dan berkepanjangan nya dampak dari kebakaran ini.  Petugas juga mengingatkan kepada pihak pemilik supaya intens melakukan penyiraman batu bara.

"Ini memang tinggal asap aja, tapi harusnya memang rutin dilakukan penyiraman, apalagi musim panas ekstrim begini. Karena kan itu bahan bakar batu bara mudah terbakar, " katanya.

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019