Seluas 232 hektare tanaman padi di Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, Banten gagal panen akibat kekeringan yang berlangsung sejak Juni 2019.
"Kami menerima laporan gagal panen itu dari petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Wanasalam," kata Pelaksana Data Statistik Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Supardi di Lebak, Rabu.
Kekeringan yang melanda tanaman padi sawah itu jumlahnya mencapai ribuan hektare sehingga dikhawatirkan dua pekan tidak turun hujan terancam gagal panen.
Berdasarkan data di Posko Mitigasi Kekeringan Dinas Pertanian dan Perdagangan (Distanbun) Kabupaten Lebak tercatat seluas 2.760 hektare sawah mengalami kekeringan dan terdiri dari seluas 1.984 hektare kategori ringan, seluas 441 hektare sedang dan seluas 335 hektare berat.Sedangkan, angka tanam seluas 35.913 hektare.
Posko Mitigasi Kekeringan itu melibatkan TNI dan BPBD setempat untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan pompanisasi kepada kelompok tani agar tidak gagal panen akibat kemarau itu.
Namun, penyaluran bantuan pompa air itu yang memiliki potensi sumber air permukaan.
Pompanisasi itu, kata dia, dapat menyedot air permukaan aliran sungai untuk menyelamatkan tanaman padi yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang itu.Baca juga: Bupati Lebak bergerak cepat selamatkan petani akibat kekeringan
Tanaman padi yang mengalami kekeringan antara usia 30-80 hari setelah tanam dan bisa dipanen Oktober-September mendatang.
"Kami berharap kekeringan ini dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan ribuan hektare tanaman padi gagal panen," katanya.
Sementera itu, sejumlah petani Desa Gununganten Kecamatan Cimarga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan bahwa perhatian pemerintah daerah cukup besar terhadap pertanian pangan dengan menyalurkan bantuan pompa air.
Tanaman padi seluas 40 hektare di sini dipastikan bisa dipanen setelah teraliri air pompa itu.
"Kami menyedot air dari aliran Sungai Ciujung dengan pompa bantuan pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: Petani pasrah kekeringan di Lebak timbulkan gagal panen
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami menerima laporan gagal panen itu dari petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Wanasalam," kata Pelaksana Data Statistik Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Supardi di Lebak, Rabu.
Kekeringan yang melanda tanaman padi sawah itu jumlahnya mencapai ribuan hektare sehingga dikhawatirkan dua pekan tidak turun hujan terancam gagal panen.
Berdasarkan data di Posko Mitigasi Kekeringan Dinas Pertanian dan Perdagangan (Distanbun) Kabupaten Lebak tercatat seluas 2.760 hektare sawah mengalami kekeringan dan terdiri dari seluas 1.984 hektare kategori ringan, seluas 441 hektare sedang dan seluas 335 hektare berat.Sedangkan, angka tanam seluas 35.913 hektare.
Posko Mitigasi Kekeringan itu melibatkan TNI dan BPBD setempat untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan pompanisasi kepada kelompok tani agar tidak gagal panen akibat kemarau itu.
Namun, penyaluran bantuan pompa air itu yang memiliki potensi sumber air permukaan.
Pompanisasi itu, kata dia, dapat menyedot air permukaan aliran sungai untuk menyelamatkan tanaman padi yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang itu.Baca juga: Bupati Lebak bergerak cepat selamatkan petani akibat kekeringan
Tanaman padi yang mengalami kekeringan antara usia 30-80 hari setelah tanam dan bisa dipanen Oktober-September mendatang.
"Kami berharap kekeringan ini dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan ribuan hektare tanaman padi gagal panen," katanya.
Sementera itu, sejumlah petani Desa Gununganten Kecamatan Cimarga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan bahwa perhatian pemerintah daerah cukup besar terhadap pertanian pangan dengan menyalurkan bantuan pompa air.
Tanaman padi seluas 40 hektare di sini dipastikan bisa dipanen setelah teraliri air pompa itu.
"Kami menyedot air dari aliran Sungai Ciujung dengan pompa bantuan pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: Petani pasrah kekeringan di Lebak timbulkan gagal panen
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019