Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kabupaten Pandeglang membuat terobosan dengan melakukan program transformasi perpustakaan desa berbasis inklusi sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan gemar membaca,
Plt Kepala DPAD Pemkab Pandeglang Ali Fahmi Sumanta di Pandeglang, Rabu mengatakan perpustakaan dapat mengambil peran bukan hanya sebagai pusat informasi, lebih dari itu perpustakaan dapat bertransformasi menjadi tempat dalam pengembangan diri masyarakat.
"Tujuannya agar dapat meningkatkan minat baca dan kesejahteraan masyarakat," katanya saat menggelar "Stakeholder Meeting Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial" di Oproom Setda Pandeglang.
Lebih lanjut Fahmi mengatakan, untuk membangun layanan yang berbasis inklusi sosial tersebut, maka pustakawan harus memiliki atau menguasai informasi dan teknologi untuk membantu masyarakat yang kurang gemar dalam membaca buku.
"Ada enam perpustakaan desa di Kabupaten Pandeglang yang menjadi lokus untuk program ini, yaitu Desa Cimanuk, Muruy, Sukamanah, Desa Sukawaris Kecamatan Cikeusik, Sangiangdengdek Kecamatan Pulosari dan Desa Giri Jaya Kecamatan Saketi," kata dia.
Ia menambahkan, perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, juga wajib memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat.
Baca juga: Bupati Pandeglang minta pengelola PKBM konsen majukan pendidikan
“Dengan upaya tersebut diharapkan performa individu meningkat, sistem dan organisasi perpustakaan menjadi kuat, sehingga berdampak pada membaiknya kualitas layanan perpustakaan dan juga pemanfaatannya oleh masyarakat yang secara otomatis, meningkatkan minat baca dan kesejahteraan masyarakat, “ kata Fahmi.
Konsultan perpustakaan nasional program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial Provinsi Banten Dewi Saparini mengatakan, pihaknya ingin lebih mengoptimalkan peran perpustakaan, bukan hanya saja sebagai tempat membaca buku, akan tetapi sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa mendorong kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan gemar membaca.
Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Pery Hasanudin saat memberikan arahan kepada para pegiat perpustakaan mengatakan, perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, yang dapat mencerdaskan generasi bangsa.
"Pemerintah daerah memperkuat peran dan fungsi perpustakaan, agar tidak hanya sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku, akan tetapi menjadi wahana pengetahuan dalam mencerdaskan dan memberikan wawasan kepada generasi bangsa," kata Pery Hasanudin.
Baca juga: 553 rumah rusak di Pandeglang akibat gempa, Pemprov Banten bantu dana perbaikan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Plt Kepala DPAD Pemkab Pandeglang Ali Fahmi Sumanta di Pandeglang, Rabu mengatakan perpustakaan dapat mengambil peran bukan hanya sebagai pusat informasi, lebih dari itu perpustakaan dapat bertransformasi menjadi tempat dalam pengembangan diri masyarakat.
"Tujuannya agar dapat meningkatkan minat baca dan kesejahteraan masyarakat," katanya saat menggelar "Stakeholder Meeting Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial" di Oproom Setda Pandeglang.
Lebih lanjut Fahmi mengatakan, untuk membangun layanan yang berbasis inklusi sosial tersebut, maka pustakawan harus memiliki atau menguasai informasi dan teknologi untuk membantu masyarakat yang kurang gemar dalam membaca buku.
"Ada enam perpustakaan desa di Kabupaten Pandeglang yang menjadi lokus untuk program ini, yaitu Desa Cimanuk, Muruy, Sukamanah, Desa Sukawaris Kecamatan Cikeusik, Sangiangdengdek Kecamatan Pulosari dan Desa Giri Jaya Kecamatan Saketi," kata dia.
Ia menambahkan, perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, juga wajib memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat.
Baca juga: Bupati Pandeglang minta pengelola PKBM konsen majukan pendidikan
“Dengan upaya tersebut diharapkan performa individu meningkat, sistem dan organisasi perpustakaan menjadi kuat, sehingga berdampak pada membaiknya kualitas layanan perpustakaan dan juga pemanfaatannya oleh masyarakat yang secara otomatis, meningkatkan minat baca dan kesejahteraan masyarakat, “ kata Fahmi.
Konsultan perpustakaan nasional program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial Provinsi Banten Dewi Saparini mengatakan, pihaknya ingin lebih mengoptimalkan peran perpustakaan, bukan hanya saja sebagai tempat membaca buku, akan tetapi sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa mendorong kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan gemar membaca.
Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Pery Hasanudin saat memberikan arahan kepada para pegiat perpustakaan mengatakan, perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, yang dapat mencerdaskan generasi bangsa.
"Pemerintah daerah memperkuat peran dan fungsi perpustakaan, agar tidak hanya sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku, akan tetapi menjadi wahana pengetahuan dalam mencerdaskan dan memberikan wawasan kepada generasi bangsa," kata Pery Hasanudin.
Baca juga: 553 rumah rusak di Pandeglang akibat gempa, Pemprov Banten bantu dana perbaikan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019