Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, mengembangkan komoditas durian dan kopi untuk mendukung sektor pariwisata.

"Kita optimistis pengembangan perkebunan rakyat itu dapat menarik pengunjung dari luar daerah dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat.

Pengembangan agrowisata tersebut nantinya para wisatawan dapat mengunjungi kawasan perkebunan durian dan kopi.

Para pengunjung, dapat menikmati buah durian varietas lokal Matahari dengan memiliki aroma, manis, lezat, buahnya besar, kekuning-kuningan dan bijinya kecil.

Selain itu juga pengunjung wisatawan dapat menikmati minuman kopi Arabika.

Baca juga: Gubernur Banten ingatkan ASN agar jadi penguat NKRI

Komoditas perkebunan kopi dan durian dikembangkan di Desa Jagakarsa Kecamatan Muncang seluas 50 hektare dan durian di Desa Sangkanwangi Kecamatan Leuwidamar seluas 20 hektare.

Para pengunjung juga dapat melihat keindahan panorama alam perkebunan kopi dan durian tersebut.

Selain itu juga pengunjung bisa membeli kopi dan durian untuk dijadikan oleh-oleh.

"Kami mendorong perkebunan kopi dan durian menjadikan destinasi wisata," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, pengembangan perkebunan kopi dan durian untuk menggalakkan sektor pariwisata sesuai rencana induk pengembangan pariwisata daerah (rippda).

Pengembangan perkebunan tersebut tentu menjadikan peluang usaha masyarakat setempat.

Selama ini, Kabupaten Lebak sebagai daerah penghasil durian dan kopi dengan luas ribuan hektare.

"Kita yakin pengembangan perkebunan diintegrasikan dengan kawasan wisata sangat menjanjikan pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, menyambut positif program pengembangan perkebunan kopi arabika untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.

"Kami yakin pengembangan agrowisata perkebunan kopi yang diintegrasikan dengan kawasan wisata hutan meranti kaolotan karang akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat," kata Rusdi (45) seorang petani warga Desa Jagakarsa, Kecamatan Muncang.

Ketua Kelompok Tani Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak,  Hendi Suhendi mengatakan bahwa saat ini pengembangan desa wisata durian memiliki areal tanaman seluas 20 hektare dengan populasi sebanyak 2.000 pohon.

Mereka petani rata-rata menanam durian itu sebanyak 100 pohon per hektare dan jika musim panen bisa produksi sebanyak 20 buah per pohon.

Apabila buah durian tersebut di pasaran seharga Rp 50 ribu per buah, kata dia, petani dapat menghasilkan sebesar Rp1 juta per pohon.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong warga Desa Sangkanwangi terus mengembangkan tanaman durian unggul hasil persemaian petani setempat.

"Kami yakin desa wisata durian ini dapat mendongkrak ekonomi masyarakat juga dapat mengatasi kemiskinan," katanya.

Baca juga: Wagub Andika minta BI dukung pengembangan ekonomi di Banten Lama

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019